Pagi berikutnya, sinar matahari masuk melalui jendela kamar tidur, menerangi ruangan dengan cahaya hangat. Miguel sudah terjaga, sebuah kopi di tangannya saat ia memeriksa pesan-pesannya.
Saat ia menggulirkan layar ponselnya, ia melihat notifikasi dari asisten pribadinya.
"Saya ada pertemuan pagi ini pukul 10:00. Kita perlu berangkat dalam satu jam," katanya kepada Joanna, yang baru mulai terbangun di tempat tidur.
Joanna duduk, mengusap matanya. "Mengapa tidak kamu saja yang pergi dan nanti sopirku akan mengantarku ke perusahaan?" tanyanya, suaranya masih mengantuk. "Aku sangat lelah..."
Miguel tersenyum, menaruh kopinya dan berjalan menuju Joanna di tempat tidur.
"Aku tahu kamu lelah, sayang. Tapi berhentilah menjadi malas dan bersiaplah. Mulai sekarang, aku ingin menjadi orang yang mengantarmu dan menjemputmu pulang dari perusahaan. Kamu prioritas saya Joanna." Miguel mendesis, menatap ke dalam matanya sebelum mengecup bibirnya.