Pintu besar terayun terbuka saat Miguel memasuki ruangan dengan wibawanya memerintah rasa hormat.
Kegaduhan yang mengisi ruangan tiba-tiba berubah menjadi keheningan canggung.
Sebelas pasang mata menoleh untuk melihat pria yang menyapu pandangan ruangan dengan wajahnya. Dia tidak senang berada di sini bersama dewan. Namun, ia penasaran ingin tahu siapa yang telah memutuskan untuk mengadakan pertemuan bodoh ini.
Di tengah-tengah meja terdapat satu set dokumen yang bertajuk besar 'Penggabungan.'
Itu adalah hal bodoh untuk dilakukan, pikir Miguel dalam hati saat dia menempati kursinya dengan rahang mengeras.
"Jadi," ia mulai, suaranya rendah dan stabil, "siapa yang memanggil pertemuan ini?"
Seorang pria yang duduk dekat tengah meja berdiri dengan senyum di wajahnya.
