Tepat sehari setelah mereka mencari pekerjaan, ada sebuah kabar dari adiknya Piero bernama Clara, bahwa dia menemukan pekerjaan paruh waktu di sebuah minimarket tidak jauh dari gedung sekolah.
Tidak perlu waktu lama untuk Piero menyetujui atas kabar dari adiknya dia pun dengan Alice langsung menuju ketempat tersebut, dan menemukan bahwa adiknya berada di sana bersama seorang anak kecil yang tampak seperti baru saja pulang dari sekolah.
Piero pun menyapa dan bertanya kabar dari sang adik yang sudah lama tidak bertemu dengannya, "kabar kamu gimana Lara..", "sudah lama sekali terakhir kita bertemu, itu pun sepertinya saat kamu sudah lulus kuliah..."
Sang Clara pun terlihat matanya seperti berbunga bunga, karena melihat kakaknya yang telah lama tidak bertemu dengannya, dan dia pun menjawab sapaan dari kakaknya, "Iya kak, sudah lama sekali kita gak bertemu", "ya walau sering tukar kabar dari ponsel, tetap saja rasanya berbeda.", "dan ini anak ku, yang dulu pernah ku ceritakan saat kakak di penjara..."
Lalu Clara melihat ke arah Alice dengan rasa kebingungan dan penasaran, lalu ia bertanya kepada kakaknya, "Siapakah gadis di sebelah mu itu, apakah kakak sudah mencari calon istri baru?!" Ucapnya dengan nada terkejut dan sedikit bercanda.
Alice yang mendengar hal itu pun dengan panik berkata, "aaaku hanya seorang yaang tidak memiliki rumah, jadi aku di perbolehkan sama Piero untuk bersamanya..", "tapi aku harus bisa cari pekerjaan..."
Dengan tertawa dan reaksi jahil dari Clara, membuat Alice merasa canggung sedangkan Piero hanya bisa terdiam melihat tingkah laku mereka berdua yang di anggap Piero sebagai anak muda.
Clara pun menyuruh kakaknya untuk masuk ke minimarket dan bertanya kepada petugas tentang pekerjaan paruh waktu tersebut, dan Clara membawa Alice menjauh dari minimarket untuk menanyakan sesuatu yang bahkan membuat Piero kebingungan dengan tingkah mereka berdua.
Setalah mereka berdua menjauh dari minimarket itu tepatnya di taman sekolah, Clara pun bertanya kepada Alice, "kalok boleh tanya, apakah kalian benar benar sudah dekat?!", "aku lihat kalian sepertinya seperti baru bertemu beberapa hari yang lalu, ya kan?!."
Alice pun tampak kebingungan dengan pertanyaan yang di lontar kan kepadanya, lalu iya pun menjawab pertanyaannya, "iya, aku baru bertemu dengannya...", "mungkin baginya aku tampak seperti orang gila yang tiba tiba ikut dengan nya.", "sedangkan aku..., entah mengapa rasanya aku menerimanya dengan sepenuh hati."
"Apa yang kau maksud??." Tanya Clara sekali lagi kepada Alice.
Sembari melihat ke arah anak dari Clara yang sedang bermain di taman itu yang kebetulan bertemu dengan teman nya yang sedang bersama orang tuanya di taman, Alice pun menjawab pertanyaan Clara dengan ekspresi tersenyum di wajahnya, "aku merasakan seperti dia adalah seorang yang penting di hidupku, bukan sebagai seorang lawan jenis, namun seperti seorang ayah bagiku..."
Clara terkejut dengan apa yang di katakan oleh Alice, dan suasana pun menjadi canggung di antara keduanya.
Sementara di sudut pandang dari Piero dia berhasil menjadi pekerja paruh waktu di minimarket itu, namun dengan rasa ketidakpuasannya karena ia menjawab segala pertanyaan dengan aneh dan berakhir menjadi seorang yang mempersiapkan barang barang di pagi, siang, dan sore hari.
Namun ia tampak masih menerima dengan apa yang ia dapatkan, dia pun mencari keberadaan adiknya dan Alice yang sembari tadi hanya melihat anaknya Clara bermain dengan teman temannya.
Piero pun menyapa mereka berdua dan bertanya, "apa yang kalian bicarakan sampai harus ke sini?.", Clara yang melihat kakaknya pun langsung bertanya tanpa mendengarkan pertanyaan kakaknya, "gimana lamarannya?, apakah di terima untuk kerja di situ??."
Piero pun menganggukkan kepalanya untuk menjawab pertanyaan dari Clara, Piero pun bertanya sekali lagi kepada mereka berdua, "apa yang kalian bicarakan?.", namun tetap di abaikan oleh keduanya dan membuat Piero tidak bertanya apa apa lagi dan membuat suasana canggung di antara ketiganya.
Setelah beberapa menit mereka saling terdiam, anak dari Clara pun selesai bermain dengan temannya dan mengharuskan Clara pulang, "aku pulang dulu ya, kak.", "nanti mungkin aku akan menelepon mu lagi ketika sudah di rumah, ada beberapa pertanyaan tambahan."
Piero pun menganggukkan kepalanya sembari melihat Clara dan anaknya pergi menjauh dari tempat itu, ada sedikit perasaan tidak ingin melepas di antara keduanya, namun mereka harus berpisah.
Piero dan Alice pun berjalan menuju rumah, mempersiapkan segala hal yang di perlukan untuk berkerja besok, entah mengapa hari ini rasanya, Alice seperti mulai mendekat kepada Piero, terlihat dari cara jalannya...
À suivre...