```
Wuuu wuuu wuuu...
Deretan suara alarm terdengar di telinga Liang Fei seperti ratapan hantu ketika ia memegang gunting di tangannya, menunggu detik-detik cepat di bom itu berlalu.
Ia memberi Shen Xing dan yang lainnya cukup waktu untuk melarikan diri, tidak berani memotong kabel apapun sampai beberapa detik terakhir.
Sekarang, ada kabel merah, kuning, dan biru di bawah bom tersebut. Liang Fei, yang awam tentang bom, tidak bisa memutuskan mana yang harus dipotong, apalagi para ahli penjinak bom yang berpengalaman pun tidak akan berani bertindak gegabah.
Seiring waktu berlalu per detik, Liang Fei merasa seolah hidupnya digenggam erat oleh Malaikat Maut, membuatnya sulit untuk membuat keputusan terakhir di tengah garis tipis antara hidup dan mati.
Apa yang harus aku lakukan? Kabel mana yang harus kupotong?
Liang Fei sangat menyadari kecerdikan Park Jinfeng. Karena dia telah menyiapkan perangkap sebesar itu, bom di hadapannya pasti bukan bom biasa.