Chapter 17 - BAB 17

melihat itu arif dan Sapta pun langsung menyalami ustadz Zaki Perkenalkan nama saya

Arif, dan ini sepupu saya sapta ustad, dan dua wanita ini adalah salwa dan adiknya anisa, jadi

begini ustad kedatangan kami kemari adalah.

Arif mulai menceritakan semua nya, maksud dan tujuan mereka kampung itu dan keinginan mereka untuk menikahi salwa dan anisa agar

mempermudah rencana mnereka, Baiklah mari ikut saya, ke rumah pak Aziz. Beliau penghulu

di daerah sini, "kata ustad Zaki.

Mereka pun menaiki motor mengikuti motor ustad Zaki yang sudah melajukan motor duluan. Tak lama sampai lah mereka di sebuah gang, dan memasuki gang itu, tak jauh masuk kedalam, terlihat lah rumah berwarna hijau, ustad Zaki memasuki halaman rumah itu, memarkirkan

motor dan langsung mengucapkan salam.

Assalanmu'alaikum pak Aziz Walaikumsalamn salam, Zaki ayo masuk"sambut lelaki paruh baya dari dalam rumah itu,Ustad Zaki dan mereka pun duduk di sofa ruang tamu rumah

itu,Tak lama keluar istri pak Aziz membawakan minuman sirup berwarna merah dan beberapa

kue,Ustaz Zaki menceritakan hajat mereka kesana, juga Arif dan sapta juga menjelaskan kan

semua nya...

Jadi begini nak, mnenikah itu artinya dua wanita ini adalah tanggung jawab kalian berdua,

kalian wajib melindungi dan menjaga istri kalian, dan kalian juga wajib memberi nafkah, dan pak Aziz menjelaskan perihal ilmu rumah tangga, serta menasehati Arif dan sapta karena akan menjadi seorang suami dari salwa dan anisa.

Wali nya siapa?"tanya pak Aziz lagi, Orang tua kami sudah tidak ada pak, kami yatim piatu, hanya ada adik dari ayah, tapi tinggal beda pulau, tapi tadi saya sudah kabari beliau, dan Alhamdulillah beliau nenyerah kami ke wali hakim pak jelas Salwa, yang rupanya sejak di masjid tadi sudah mengabari pamannya,Baiklah sekarang hubungi paman mu nak, saya akan bicara.

Mengenai penyerahan perwalian,perintah pak Aziz salwa lalu menghubungi paman nya, untung nya langsung diangkat, salwa kemudian

memberikan benda pipih itu ke pak Aziz.

Assalanmu'alaikum, iya saya pak Aziz, iya pak, iya, iya baiklah pak, iya pak, Walaikumsalam"

pak Aziz berbincang di telepon dengan paman nya salwa, paman nya salwa ini tinggal di lain pulau,itu sebab nya jarang bertemu, tapi mereka tetap berkomunikasi baik dengan salwa..

Baiklah saya akan jadi wali hakim, untuk salwa dan anisa sekarang kalian sediakan mahar

berupa apa saja, agar kita bisa melaksanakan akad nikah, tanya lah pada mempelai wanita ingin

mahar apa"kata pak Aziz.

Baiklah saya ingin mahar uang seratus ribu rupiah pak"ucap salwa Saya juga pak, ingin mahar uang seratus ribu saja"sahut anisa

kemudian. Baiklah ustad Zaki, anda siap jadi saksi? Siap insha allah, "ucap ustad Zaki.

"Alhamdulillah semua di beri kelancaran, baiklah kita langsukan niat baik ini di tempat

yang baikpula, sekarang ayo kita ke masjid untuk melaksanakan ijab kabul"ucap pak Aziz lagi.

Mereka pun langsung kembali lagi ke masjid tadi dan rencananya akan melangsungkan akad siang itu juga dimasjid itu, ustad Zaki, istri pak Aziz, serta pak marbot akan menjadi saksi akad nikah mereka.

"Saya Terima nikah dan kawinnya nya, salwa binti Idris Sallam dengan mas kawin

uang sebesar seratus ribu rupiah dibayar tunai.!"ucap Arif lantang saat ijab kabul.

Bagaimana para saksi? Sah?Sah.. Kompak para saksi mengesahkan akad nikah Arif dan salwa.Tak lama kemudian Saya Terima nikah dan

kawin nya anisa binti Idris Sallam dengan mas kawin uang sebesar seratus ribu rupiah di bayar tunai ucap sapta tak kalah lantang dari Arif..

Sah...!"Alhamdulillah.....Siang itu mereka sah menjadi suami istri dimata agama, belum

di mata hukum, tak lupa mereka menandatangani selembar surat yang mengesahkan pernikahan

mereka,dan juga mengambil beberapa foto dan video untuk dokumentasi,sebagai bukti bahwa

mereka sudah menikah.

Hari sudah hampir sore,mereka pun pamit serta tak lupa berterima kasih kepada ustadz

Zaki, pak Aziz dan orang orang yang menjadi saksi pernikahan mereka, tak lupa memberikan

amplop sebagai tanda Terima kasih ke pak Aziz, sudah membantu menikahkan mereka.

walau pun pernikahan ini hanya diatas kertas, demi melancarkan apa yang sudah di rencana kan sebelum nya.

Tak ingin kesorean mereka pun pamit dan segera kembali ke kampung. masih tak disangka,

sapta dengan ucapan nya pagi tadi, seperti berumah tangga, dan sore nya mereka resmi menikah,sungguh ucapan memang adalah

doa batin nya.

Motor terus melaju, tak lama kemudian sampai lah mereka di gapura kampung itu lagi. Seperti biasa masih dengan hawa mencekam nya, sore itu mereka memutuskan untuk singgah

kembali ke rumah kades Ridwan.

Sampai nya disana, ada wanita cantik sedang duduk di teras bersama pak Ridwan,

Tanpa berlama lama lagi mereka pun segera turun dari motor dan menghampiri duaorang itu,

"Assalamu'alaikum, pak Ridwan, saya kembali lagi, melapor kan bahwa saya dan Arif sudah menikah hari ini, dan bukan hanya kami berdua yang menikah hari ini, sapta dan adik saya juga sudah menikah, ini buktinya "tanpa basa basi lagi

salwa langsung memberikan dua lembar potocopyan surat pernyataan nikah mereka, tak

lupa juga menampilkan foto foto ijab kabul mereka tadi..

Melihat itu pak Ridwan mematung, mata nya membulat menelisik setiap lembar kalimat

yang tertulis di surat itu, dan benar ada tanda tangan pak Aziz disana, sial..! Batin nya Wanita cantik tadi hanya tersenyum kepada mereka,

dengan senyuman yang berarti,Kalau bapak sudah lihat semua tertera jelas disana.

saya permisi assalamu 'alaikum"tanpa

berlama lama salwa pun pergi dari sana, dikuti oleh Arif dan salwa serta sapta. Hati salwa kepalang dongkol,dengan semua perlakuan pak

Ridwan selama ini, mulai dari cara bicara nya yang terkesan cuek dan bernada tinggi, serta

sikap ketidak pedulian nya saat ibu nya hilang dulu, semua itu membuat salwa hilang respect.

Terhadap kepala desanya itu,Mereka pun kembali, menaiki motor dan menuju kerumnah, pak Ridwan hanya bisa memandangi motor mereka yang melaju makin menjauh, siapa sangka, niat ingin memisahkan, malah mereka

justru lebih cerdik dari perkiraan.

Hahaha anak anak bau kencur, mereka sepertinya suka tinggal di baik lah, kenapa tidak

bikin kuburan kalian saja disini ujar Ridwan

"Ketara sekali, seperti nya niat mereka memang ingin mengusik kita, kalau sudah begini kenapa tak kita habisi saja malam ini.

Nyai Inggit tampak bersemangat salwa dan yang lain nya sudah sampai di rumah,Malam ini kita mulai mengintai, firasat ku gak enak Dan!" ujar salwa Melihat reaksi pak Ridwan tadi, seperti nya dia tidak senang melihat kita di kampung ini,

sudah pasti ada yang di sembunyikan, "sambung sapta.