Chereads / Mysteries of Archipelago: Legenda Para Dewa / Chapter 1 - Bab 1 Penemuan di Hutan

Mysteries of Archipelago: Legenda Para Dewa

🇮🇩Aiki_Baik
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 786
    Views
Synopsis

Chapter 1 - Bab 1 Penemuan di Hutan

Hari itu terasa lebih panas dari biasanya, dengan sinar matahari yang menyilaukan menembus celah-celah dedaunan lebat di atas kepala Raka. Di desanya yang kecil di Jawa Tengah, tidak banyak yang bisa dilakukan di siang hari, terutama saat suhu udara mencapai puncaknya. Namun, Raka tahu bahwa ia tidak bisa bermalas-malasan. Tugas sekolah yang harus diselesaikannya telah menunggu terlalu lama, dan ia bertekad untuk meraih nilai bagus.

"Raka! Kau mau ke mana?" teriak Arif, sahabatnya, saat melihat Raka berangkat dengan ransel di punggung.

"Ke hutan," jawab Raka singkat. "Aku butuh bahan untuk tugas tentang flora dan fauna."

Arif mengangguk. "Aku ikut! Siapa tahu kita bisa menemukan sesuatu yang menarik."

Mereka berdua bergegas menuju hutan yang terletak di pinggiran desa. Hutan itu dikenal memiliki banyak keindahan, tetapi juga banyak cerita mistis yang menghantui penduduk desa. Orang-orang sering memperingatkan agar tidak terlalu jauh masuk ke dalam hutan, karena kabarnya ada makhluk-makhluk gaib yang berkeliaran, menjaga rahasia yang sudah lama terlupakan.

Namun, rasa penasaran Raka jauh lebih besar daripada ketakutannya. Ia selalu terpesona oleh cerita-cerita yang diceritakan oleh orang tua di desanya tentang dewa-dewa kuno yang berkuasa atas alam dan para makhluk yang mereka ciptakan. Sejak kecil, ia sering membayangkan diri menjadi pahlawan dalam kisah-kisah itu, berjuang melawan kejahatan demi menyelamatkan desanya.

Setelah berjalan beberapa waktu, mereka sampai di gerbang hutan, di mana pohon-pohon besar membentuk kanopi yang menyejukkan. Raka menarik napas dalam-dalam, menghirup aroma tanah basah dan dedaunan yang segar. "Ayo, Arif, kita harus menjelajahi lebih dalam!" serunya dengan semangat.

Mereka memasuki hutan, di mana suara burung berkicau dan dedaunan bergoyang lembut ditiup angin. Dalam perjalanan, Raka dan Arif banyak berbicara tentang mimpi-mimpi mereka. Raka bercita-cita menjadi peneliti, sementara Arif ingin menjadi penulis. "Bayangkan jika kita bisa menulis tentang penemuan kita di sini! Kita bisa menciptakan kisah-kisah luar biasa," kata Arif, matanya berbinar.

Setelah beberapa jam menjelajah, mereka menemukan sebuah tempat yang tampak berbeda dari yang lain. Sebuah cekungan kecil di antara pepohonan, di mana sinar matahari tampak menyinari satu titik, membuat tempat itu terlihat sangat magis. Di tengah cekungan, ada sebuah batu besar dengan ukiran-ukiran aneh yang tampak sangat tua.

"Lihat itu!" seru Arif, menunjuk ke arah batu tersebut. "Sepertinya ini bukan sembarang batu."

Raka mendekat dan menyentuh permukaan batu. Ia merasakan getaran halus yang mengalir di telapak tangannya. Dalam pandangannya, ukiran-ukiran di batu itu tampak bergerak, membentuk gambar-gambar yang menceritakan sebuah kisah kuno. Gambar-gambar itu menggambarkan dewa-dewa yang berperang melawan makhluk-makhluk jahat, pelindung yang menjaga keseimbangan alam.

"Aku rasa kita harus mencari tahu lebih banyak tentang ini," kata Raka penuh semangat. "Mungkin ada sesuatu di perpustakaan desa yang bisa membantu."

Saat mereka berbalik untuk pergi, sebuah cahaya berkilauan muncul di dekat kaki Raka. Ternyata, itu adalah sebuah liontin kecil, terbuat dari logam berkilau dengan ukiran yang mirip dengan yang ada di batu. Raka mengambil liontin itu dan merasakannya. Seakan ada kekuatan yang terpancar dari benda tersebut, mengalir ke seluruh tubuhnya, membangkitkan rasa ingin tahunya.

"Wow, itu keren! Apa kau akan membawanya?" tanya Arif, terpesona.

"Ya, mungkin ini bisa jadi bahan untuk tugas," jawab Raka, tidak menyadari bahwa penemuan ini akan mengubah hidupnya selamanya.

Dengan liontin di tangannya, mereka melanjutkan perjalanan kembali ke desa. Raka merasa ada sesuatu yang berbeda, seolah-olah liontin itu terhubung dengan sesuatu yang lebih besar. Rasa ingin tahunya mendorongnya untuk menggali lebih dalam, tetapi saat itu, ia belum tahu bahwa petualangan yang akan datang tidak hanya akan menguji keberaniannya, tetapi juga akan mengguncang seluruh dunia yang ia kenal.

Setibanya di desa, langit mulai gelap, dan suasana tenang menyelimuti. Penduduk desa mulai beraktivitas di rumah masing-masing, tetapi Raka merasa tidak sabar untuk segera pulang dan meneliti liontin tersebut. Ia menyimpan liontin itu di dalam ranselnya, merasakan getaran halusnya setiap kali ia bergerak.

Sesampainya di rumah, Raka langsung membuka buku catatan dan mulai mencatat setiap detail dari penemuan mereka. Ia menggambar liontin dan batu yang mereka temukan, serta membuat catatan tentang makna ukiran di batu tersebut. Semakin ia menulis, semakin ia merasa terhubung dengan dunia yang belum pernah ia ketahui sebelumnya.

Saat malam tiba, Raka duduk di kamarnya, merenungkan apa yang telah ia temukan. Ia teringat akan cerita neneknya tentang Nyi Roro Kidul, dewi laut yang menjaga keseimbangan antara dunia manusia dan makhluk halus. "Apa liontin ini ada hubungannya dengan para dewa?" pikirnya. "Jika iya, apa yang bisa dilakukannya?"

Tiba-tiba, liontin di ranselnya bergetar lagi, mengeluarkan cahaya lembut yang menerangi seluruh ruangan. Raka terkejut dan segera mengambilnya. Cahaya itu semakin terang, dan Raka merasa terhisap ke dalamnya, seolah-olah dunia di sekitarnya mulai menghilang.

Dalam sekejap, ia berada di tempat yang berbeda. Sebuah padang luas dengan pepohonan tinggi menjulang, dan di kejauhan terlihat sebuah kastil megah. Suasana di tempat itu sangat tenang, tetapi Raka bisa merasakan ada sesuatu yang tidak beres. Ia melihat sosok-sosok berkeliaran di sekitarnya, sebagian tampak seperti manusia, sementara yang lain tampak seperti makhluk-makhluk yang tidak pernah ia lihat sebelumnya.

"Di mana aku?" bisiknya, kebingungan.

Sosok-sosok itu mulai mendekatinya, dan Raka merasa takut. Namun, sebelum ia bisa melarikan diri, seorang wanita cantik dengan gaun panjang dan rambut panjang menjuntai muncul di hadapannya. "Selamat datang, Raka," katanya dengan suara lembut. "Kami telah menunggumu."

Raka tertegun. "Siapa kamu? Apa yang terjadi?"

"Aku adalah Sari, penjaga liontin yang kau temukan. Kamu telah terpilih untuk menjalani sebuah misi besar," jawabnya.

"Misi? Apa maksudmu?" tanya Raka, bingung dan cemas.

"Kekuatan liontin itu menghubungkan dunia kita dengan dunia manusia. Saat ini, ada ancaman yang mengintai kedua dunia. Kau harus membantu kami melindungi keseimbangan yang telah ada sejak lama," Sari menjelaskan.

Raka merasa jantungnya berdegup kencang. Semua cerita yang ia dengar selama ini ternyata bukan sekadar dongeng. "Tapi…aku hanya seorang pemuda biasa. Apa yang bisa aku lakukan?" tanyanya dengan nada putus asa.

"Setiap orang memiliki potensi yang tidak mereka sadari. Kau harus percaya pada dirimu sendiri. Banyak hal yang akan kau pelajari dalam perjalanan ini," Sari berkata sambil tersenyum lembut.

Belum sempat Raka menjawab, cahaya dari liontin tersebut semakin terang, dan Raka merasakan tubuhnya kembali terhisap. Dalam sekejap, ia kembali ke kamarnya, napasnya terengah-engah. Dia menatap liontin di tangannya, merasakan getarannya yang kuat. Apa yang baru saja terjadi? Apakah itu mimpi?

Raka duduk termenung, berusaha mencerna semua yang baru saja terjadi. Ia tahu bahwa petualangan yang akan datang mungkin akan sangat berbahaya, tetapi di dalam hatinya, ia merasa ada sesuatu yang mendorongnya untuk melanjutkan. Dia tidak bisa kembali lagi ke kehidupan yang biasa setelah mengalami semua ini.

Dengan semangat yang baru, Raka memutuskan untuk mencari tahu lebih banyak tentang liontin itu dan makna di balik penemuan yang luar biasa ini. Ia harus mempersiapkan diri untuk apa pun yang mungkin datang, karena ia yakin, perjalanan ini baru saja dimulai. Dan siapa tahu, mungkin ia akan menemukan sesuatu yang lebih dari sekadar misteri — mungkin ia juga akan menemukan jati dirinya.