"Aku tak menyangka bahwa kamu begitu tega melakukan hal yang menyakiti hatiku." Satu tetes air mata turun tanpa bisa dicegah, ah serapuh inikah aku Tuhan
"Hahaha... Kamu lucu sekali sayang." Dia tertawa terbahak-bahak dengan mata yang terlihat kaget, tapi kenapa? Bukankah dia yang salah
"Kenapa?" Satu pertanyaan itu terlontar begitu saja sesaat setelah keheningan menyapa kita berdua, di menundukkan kepalanya menghentikan tawa yang terdengar aneh, tangannya mengusap air mata, mendongak menatap diriku sendiri, sungguh munafik
"Maaf." Kata itu yang dia ucapnya, enteng sekali dia.
Aku bangkit berjalan perlahan menatap keluar jendela, hati ini seakan tertusuk beribu-ribu duri tak kasat mata, 'Tuhan aku... Mencintainya.' kata itu terlontar dalam hati
Dengan perasaan yang begitu perih aku hanya mampu berusaha tenang, meliriknya sekilas dan berkata pelan "mari kita akhiri saja. Aku ikhlas melepas dirimu bersamanya."
"Tidak, jangan katakan itu." Dia menggeleng cepat berjalan mendekat mendekap erat tubuhku yang bergetar hebat menahan Isak tangis
"Aku mencintaimu sayang, sangat. Aku mohon berikan aku kesempatan untuk membuktikannya."
"Kalau kamu mencintai ku kenapa bersamanya juga? Tidakkah kamu tahu bagaimana diriku ini hah?" Aku melepaskan pelukannya dengan kasar, ku tatap mata yang dulu selalu memberikan kehangatan dan kebahagiaan, kini semua sirna hilang sudah.
Dia terus menggeleng-gelengkan kepalanya, menjambak rambutnya dengan frustasi, memukul-mukul dadanya
Hah hah hah hah nafasnya sesak, seakan sulit untuk bernafas lega.
"Aku mohon." Nadanya memelas, namun aku tak bisa luluh begitu saja
"Aku... Menyerah mas, maaf kesalahanmu tak bisa lagi aku maafkan."
Sudah tak ada lagi yang bisa dipertahankan, dia memang cintaku, kebahagiaanku tapi itu dulu sebelum aku tahu ternyata dia juga memiliki yang lain.
"Tidak, tidak, jangan bilang begitu Clarissa." Dia mendekat mendekap kembali diriku
Aku berbalik mengusap wajah yang begitu memikat hatiku, tersenyum sesaat kemudian melepaskan pelukannya. Dan berjalan pergi, tanpa menoleh sedikit pun.
"CLARISSA, CLARISSA TIDAK, KEMBALI KESINI."
Teriaknya tak mampu menghentikan langkahku, tekad ku sudah bulat
Sampai di halaman rumah aku menatap langit malam, menghembuskan nafas perlahan 'ini akan cepat berlalu, semua pasti akan baik-baik saja.'
Aku Clarissa Tamara seorang istri dari pria yang begitu memikat para wanita tapi ternyata tidak setia, namanya Rayhan Jhonson pengusaha sukses yang terkenal akan kedermawanannya.
Hah hah hah sesak sekali... 'tidak, aku bukan wanita lemah, duniaku tidak mungkin hancur hanya karena lelaki, aku harus kuat.' gumam ku menguatkan hati.
***
Dilain tempat sosok laki-laki yang biasanya begitu mendominasi terduduk lemas, wajahnya menerawang jauh membayangkan kenangannya bersama sang istri.
'sayang. hiks hiks hiks.' dia meremas dadanya yang semakin sesak
'kenapa begini? Kenapa Tuhan.' hiks hiks
Aghhhhh 'SIALAN, BRENGSEK BRENGSEK.'
Prang
Prang
Srek dug
Dor
Dor
Aghhhhh aghhhhh teriak Rayhan frustasi
'lihat saja, akan aku hancurkan kau Reyhan brengsek.' kilatan cahaya merah memancar dari mata tajamnya
'kau berhasil membuat istriku pergi sialan.'
Dor
Dor
Peluru itu menghancurkan benda yang ada di kamarnya, membuat kamar itu berantakan
'reyhan sialannnnnn.' kembali dia meraung-raung dengan air mata menetes tanpa henti
Duk
Terduduk lemas di antara puing-puing barang yang hancur, sama seperti dirinya yang hancur
'Clarissa Clarissa sayang.'
Flashback
Rayhan terbangun dari tidurnya saat merasakan sesuatu seakan menindih tubuhnya, matanya perlahan terbuka, melihat sekeliling dengan degup jantung yang cepat
'dimana ini? Gumamnya lirih
Matanya melihat tangan lentik memeluk tubuh polosnya, dia terperanjat kaget, melotot tak percaya
Dug aghhhhh
"Sakit Rayhan ihhh." Ucapnya manja sambil mengusap-usap pinggul seksinya tanpa sehelai benangpun
"Apa yang terjadi sialan? Bagaimana bisa aku disini jalang." Dia berteriak keras menatap benci wanita dihadapannya ini, bukannya takut justru Linda malah memasang wajah tersenyum menggoda, dia mendekat
"Sayang, kamu gak ingat semalam kita menghabiskan malam yang begitu indah." Dia merangkul mesra Rayhan, namun
Dug dia terjatuh kembali
"Sialan, kau menjebak ku hah." Kilatan amarah muncul, mendekat menjepit dagu dengan keras, melihat Rayhan begitu tentu Linda gemetar juga
"Ray-rayhan aaku tidak melakukan itu. Kamu sendiri yang datang padaku."
Plak
"Katakan dengan jujur atau kau menyesal." Di mencengkeram lehernya erat, apa pedulinya jika wanita ini ma*i sekalipun tak ada untungnya buat Rayhan
"Rayhan saakit lepas. Aku akan jujur lelepas."
Cengkraman tangannya sedikit mengendur, menatap Linda dengan kebencian
"Katakan, cepat."
"Rayhan apa kamu tak ingat semalam saat pesta usai kita bertemu di lobby hotel, kamu mabuk dan aku memapah mu kemari, tapi." Dia menjeda ucapannya sedikit menghirup udara dengan rakus, berusaha menetralisir rasa takut dihatinya
"Tapi.. kamu malah menarik ku ke ranjang dan terjadilah itu. Rayhan apa kamu tak ingat."
Kilasan kejadian tadi malam datang, dia datang ke pesta bersama Reyhan saudara kembarnya, setelah acara selesai dia hendak pulang tapi Rayhan tiba-tiba memintanya menemani untuk minum, dan terjadilah itu.
Dia ingat sekarang, sepertinya ada yang tidak beres dengan minumannya.
"Brengsek." Dia menyugar rambutnya
Dug dug
Memukul tembok dengan keras, bagaimana ini? Apa yang harus dia lakukan sekarang, istrinya menunggu di rumah tapi dia malah melakukan hal menjijikkan dengan sahabat istrinya ini
SIALAN
Teriaknya lagi
Flashback end
"Tidak, aku harus membuktikan pada Clarissa bahwa itu hanya jebakan, bagaimana pun caranya aku akan membuat mu kembali sayang." Rayhan memejamkan matanya dia begitu lelah juga frustasi
Rayhan Jhonson dan Reyhan Jhonson adalah saudara kembar, tetapi wajahnya berbeda bahkan kepintarannya juga berbeda-beda jauh.
Rayhan di didik keras oleh ayahnya sejak kecil sedangkan Reyhan sebaliknya, sehingga mereka memiliki sikap yang berbeda.
Ada saat dimana Reyhan ingin memiliki apa yang saudaranya miliki, seperti saat ini dia menginginkan Clarissa istri saudara kembarnya sendiri, tapi apa pedulinya. Milik Rayhan miliknya juga itu pikirnya
Mereka berdua memang tumbuh bersama tetapi tak pernah bisa akur, selalu saja terjadi pertengkaran yang membuat kedua orangtuanya memutuskan untuk memisahkan mereka.
Rayhan Jhonson dikirim ayahnya ke luar negeri untuk meneruskan pendidikannya juga mengasah bakatnya, dia sudah di calonkan menjadi penerus keluarga Jhonson. Tetapi hal itulah yang membuat Reyhan cemburu, dia begitu iri pada Rayhan saudaranya.
Apalagi perseteruan mereka semakin panas saat Rayhan datang membawa Clarissa ke rumah, dia terpesan pada kekasih kakaknya itu
'cantik.' gumamnya pelan saat melihat Clarissa.
Mata nakalnya terus memindai Clarissa hingga Clarissa menjadi risih dan Rayhan pun menyadari pandangan adiknya.
'dasar reyhan.' geramnya menahan kesal, tangannya mengepal erat seakan ingin memukul pria yang menatap lekat kekasih hatinya.
Tangan Clarissa memegangnya lembut, seakan menenangkan amarahnya yang membuncah.
Ekhemmm...
Keheningan itu terpecahkan oleh deheman tuan David Jhonson, dia tersenyum memandang calon menantunya
"Rayhan, kau tidak mau memperkenalkan wanita cantik yang sedang duduk denganmu?"
Rayhan mengalihkan pandangannya, menatap wajah ramah sang ayah dengan datar.
"Ya, perkenalkan ini Clarissa." Matanya menatap penuh cinta, menggenggam erat penuh kehangatan
"Calon istriku ayah, ibu." Ia melanjutkan ucapannya
Sang ibu tersenyum lembut, hatinya bahagia akhirnya sang anak memiliki kekasih hatinya, dia sedikit khawatir anaknya tak kunjung memiliki kekasih.
'akhirnya Rayhan memiliki kekasih, oh aku sangat khawatir kalau dia tidak menyukai perempuan.' gumam sang ibu lirih
"Hallo om, Tante saya Clarissa." Ia mengulurkan tangannya pada sang calon ayah mertua
"Hai Clarissa, panggil ayah david saja seperti Rayhan, tidak perlu sungkan begitu nak."
"Iya nak, kamu panggil ibu sonya sayang. Jangan Ttante, Sudah ibu ingin memiliki anak perempuan tapi malah lelaki terus." Ibu sonya terkekeh geli saat mengatakannya.
Sebenarnya mereka masih memiliki anak yang bernama Jack Jhonson, tapi dia sedang melanjutkan pendidikannya diluar negeri. Juga mengejar cintanya yang kabur akibat kesalahpahaman.
Reyhan yang merasa tidak dianggap tiba-tiba mengulurkan tangannya pada Clarissa, dia tersenyum manis
"Hai aku Reyhan Jhonson, adik kembarnya Rayhan." Ucapnya lembut, Clarissa menjabat tangan Reyhan, tetapi secepat mungkin ditepis Rayhan
"Hehehe." Reyhan terkekeh kecil melihat tingkah sang kakak, ah sebenarnya dia tak menganggapnya kakak, tapi menganggapnya sebagai musuh.
Melihat ada ketegangan yang terjadi ibu sonya berdehem kecil, dan tuan David segera merespon kode sang istri
"Sudah lebih baik kita memulai makan malamnya, nanti makanannya dingin. Ayo Clarissa jangan sungkan-sungkan nak."
Mereka terdiam menikmati makanannya masing-masing.
Reyhan yang jahil dia mengerling nakal pada Clarissa yang sejak tadi menunduk, menghiraukan tatapan itu.
'ish kenapa dengan matanya itu, sangat menakutkan sekali.' pikirnya dalam hati
Selesai makan mereka berjalan menuju ruang keluarga, duduk sambil bercengkrama, lebih tetapnya ibu sonya mengajak ngobrol Clarissa, sebab anak-anaknya itu diam seperti patung.
Tuan David senang melihat binar bahagia dari mata sang istri, mereka memang sangat menginginkan anak perempuan tetapi kondisi nyonya sonya tidak bisa untuk mengandung lagi, ia juga tak mau kalau harus mengadopsi anak. Lagian dia akan memiliki menantu juga kan
"Sayang maaf jika ibu lancang nak, boleh ibu bertanya sesuatu?" Ibu sonya berkata dengan hati-hati takut menyinggung perasaan calon menantunya itu
"Iya Bu silahkan."
"Hmmm sebelumnya maafkan ibu ya, apakah orangtua mu sudah mengetahui hubungan kalian berdua?"
Clarissa tersenyum malu-malu sambil mengangguk
"Iya Bu, mereka sudah mengetahuinya."
"Ayah syukurlah kalau begitu, ibu jadi tenang."
"Kalau orangtuamu sudah mengetahuinya bagaimana berarti kita akan secepatnya datang melamar mu nak." Sela tuan David
"Iya, aku juga ingin segera meminangnya yah." Ucap Rayhan tegas
Merekapun menentukan kapan rencananya akan melamar Clarissa, setelah itu Rayhan mengantarkan Clarissa pulang.