Di tengah aula akademi kekaisaran yang megah, gemerlap cahaya matahari menembus jendela besar, memantulkan kilauan pada lantai marmer yang licin. Hiruk-pikuk para siswa-siswi, putra dan putri dari keluarga bangsawan, berbaur dalam ruangan, menikmati waktu istirahat sambil berbicara riang. Namun, di antara sekian banyak murid baru, perhatian semua mata tertuju pada satu sosok yang baru saja melangkah dengan anggun ke dalam akademi.
Dia adalah Larietta Abellard, seorang gadis muda yang baru saja menerima gelar kebangsawanan. Larietta adalah anak dari baron yang hilang, dan keberadaannya baru ditemukan setelah sekian lama. Dengan wajahnya yang cantik bak bidadari, Larietta berhasil memikat hati banyak siswa sejak pertama kali ia datang. Kepribadiannya yang lembut, kecantikannya yang memukau, dan aura misterius yang melingkupi kisah hidupnya menciptakan pesona yang sulit ditolak siapa pun.
Namun, pesona Larietta juga menarik kecemburuan dari sebagian orang, terutama dari Lavia Isolde Everhart, Tuan Putri Kekaisaran Everhart, yang terpandang dan berkuasa. Lavia adalah sosok yang selama ini terbiasa mendominasi perhatian. Sebagai seorang putri, wibawa dan posisinya diakui oleh semua orang di akademi. Namun, kehadiran Larietta seolah menggeser posisinya. Kehadiran gadis yang tak memiliki gelar kerajaan itu seakan merusak keseimbangan yang selama ini Lavia bangun.
Seiring waktu, berbagai insiden mulai menimpa Larietta. Saat ia datang ke akademi di pagi hari, segerombolan burung merpati menyerangnya, menyebabkan gaunnya penuh kotoran burung. Kemudian, ketika ia duduk di bangku kelas, kursi di bawahnya ambruk. Setiap hari, ada saja kejadian yang memalukan yang membuatnya terlihat bodoh di mata orang lain.
Yang tahu pasti dalang di balik kejadian-kejadian ini hanya satu orang, Lavia. Sebagai seorang tuan putri yang selalu mendapatkan yang diinginkannya, kecemburuan terhadap Larietta membuat Lavia terdorong untuk membuat gadis itu merasa tidak diinginkan di akademi. Pada awalnya, ia hanya ingin menegaskan posisi dan statusnya sebagai putri kekaisaran yang lebih tinggi. Namun, rasa cemburu dan gengsi perlahan mempengaruhinya hingga ia melakukan tindakan-tindakan kecil yang merugikan Larietta, meskipun dalam hati ia menyadari tindakan itu tak sepatutnya dilakukan oleh seorang putri.
Namun, takdir sering kali memiliki cara untuk mengubah segalanya. Suatu hari, saat sedang berkuda di halaman akademi, Lavia terjatuh dari kudanya. Kepalanya terbentur cukup keras, dan ia jatuh pingsan.
Ketika kesadarannya kembali di dalam pikirannya yang kabur, serangkaian ingatan aneh memenuhi benaknya. Ia mulai mengingat sebuah cerita, sebuah novel yang pernah dibacanya dalam kehidupan yang terasa sangat jauh. Judulnya My Academy Lovers.
Sebuah kisah romansa fantasi dengan karakter utama seorang gadis yang baru ditemukan dari keluarga baron dan masuk ke akademi, di mana ia memulai kisah cintanya dengan sang putra mahkota, dan sejumlah tokoh lain yang diam-diam menaruh hati padanya. Sejak awal, cerita novel itu selalu menarik hatinya. Tapi sayangnya, ia baru membacanya hingga sekitar 80% sebelum berhenti saat cerita mencapai bagian yang sangat tegang.
Alur cerita novel itu mulai berputar di dalam pikirannya. Sang tokoh utama, Larietta, adalah gadis yang memulai hidup barunya di akademi kekaisaran, menarik perhatian dan cinta dari para lelaki di sekitarnya. Di dalam novel itu, Larietta adalah tokoh utama yang nasibnya dipenuhi dengan kisah romantis dan kekuatan takdir.
Namun, dalam cerita itu juga terdapat seorang villainess, wanita antagonis yang selalu mengganggu kehidupan Larietta. Sang villainess itu adalah seorang putri kekaisaran, terkenal dengan kecantikan, keanggunan, dan kekuasaan besar di tangannya. Ia angkuh, penuh iri hati, dan tega menggunakan pengaruhnya untuk menyulitkan hidup Larietta. Wanita itu adalah... Lavia. Nama itu menggema di dalam benaknya yang kacau.
Lavia terkejut saat menyadari bahwa dirinya adalah villainess yang ditakdirkan berakhir tragis dalam cerita. Dalam akhir novel yang samar-samar teringat olehnya, rasa cemburu yang tak terkendali akhirnya membuatnya mencoba menggunakan sihir terlarang untuk menghabisi Larietta. Namun, sihir itu terlalu kuat, dan tubuhnya hancur karena kekuatan yang tak mampu ia kendalikan. Ia pun mati dengan menyedihkan.
Tubuh Lavia bergetar saat menyadari nasib yang menunggunya. Kenangan samar-samar mengenai alur novel mulai merasuk dalam pikirannya. Di dunia ini, ada satu ancaman besar yang mengintai di balik bayang-bayang, sosok Duke Lucius Lysander. Dalam novel, Duke Lucius awalnya adalah salah satu karakter yang diam-diam tertarik pada Larietta, tetapi kemudian berbalik menjadi ancaman yang lebih gelap. Dalam akhir cerita, Lucius muncul sebagai pembunuh berdarah dingin yang mengintai setiap sudut akademi demi mencapai tujuan rahasia yang terbungkus rapi.
Yang lebih mengejutkan adalah bahwa Lucius ternyata adalah "murid" yang pernah dilatih oleh Lavia sendiri. Ingatannya semakin jelas, sejak usianya delapan tahun, ia berada di dunia ini dengan samar-samar mengingat beberapa bagian dari novel. Tanpa sadar, dia telah menjalani peran villainess persis seperti dalam cerita, terjebak dalam peran yang diciptakan oleh takdir.
Namun, apakah benar ia sejahat itu? Saat ia mengingat kembali peristiwa-peristiwa yang telah terjadi, ia merasa bahwa tidak semuanya murni karena kebenciannya. Larietta sering kali memulai konflik di antara mereka, sering kali bertindak diam-diam atau terang-terangan untuk membuat Lavia terlihat buruk. Tanpa sadar, reaksi Lavia terhadap tindakan-tindakan itu membentuknya sebagai villainess dalam pandangan orang lain. Entah bagaimana semua ini dimulai.
ׂ╰┈➤TO BE CONTINUE