Sungguh biasa, maksud ku apa yang ada dipikiran mu jika ada teman sebangku mu yang berlawanan jenis.
tentu itu akan cukup menyenangkan dan spektakuler. jika itu karya novel pada umumnya pasti sang main karakter akan semakin dekat dengan nya dan akan ada hubungan romantis nantinya.
Yah itu cukup biasa terjadi.
"Baiklah apakah semua sudah mengerjakan pekerjaan rumah pertama kalian."
Suasana pun hening seketika. Tapi suasana itu terpecah oleh seorang gadis yang berbicara sambil mengangkat tangan kanan nya.
Dia terlihat cukup mempesona dan memiliki hawa ceria di sekeliling nya. Tapi ada satu sosok yang tidak semestinya disampingnya.
Pada akhirnya aku akan terlihat seperti tokoh utama pada banyak serial cerita. Dengan heroin wanita berada dipinggir bangku nya. Yah, seperti kebanyakan novel atau film umum untuk menggambarkan suasana tokoh utama dan heroin utama dekat satu sama lain.
"Mika, apakah kamu sudah mengerjakan nya."
Sambil berbicara canggung gadis itu dengan tegas berbicara. Dan itu disaksikan oleh banyak teman sekelas nya.
"Bukan kah kita sudah selesai mengerjakan nya tadi pak. Anda sekarang mengucapkan kalimat yang sama dengan saat anda baru masuk kedalam kelas."
Suasana pun hening sekali lagi. Tetapi kali ini yang memecahkan suasana ada pria yang dibicarakan oleh mika.
Dengan suara tepuk tangan nya dia tersenyum lembut terus menatap mika.
"Sungguh kompenten, kamu masih ingat. Jika orang lain mereka akan enggan berkata begitu pada guru mereka. Kerja bagus mika hall."
Teman sekelas lainnya pun berwajah kagum dan takjub melihatnya. Banyak yang mulai memujinya.
Jujur saja di sekolah zaman sekarang, guru lebih seperti eksistensi yang cukup dihormati, karena mereka lah yang mengajari kita ilmu selain dirumah. Untuk seseorang yang bisa membuat guru memujinya adalah sebuah pencapaian.
"Baiklah, dengan apa yang dikatakan mika. Kalian sudah mengerjakan tugas rumah pertama kalian tadi. Kelas hari ini selesai. Sampai jumpa Minggu depan."
Ting ting~~
Bel berbunyi menandakan kelas berakhir. Dan banyak murid mulai berkemas untuk pulang. Tapi tentu saja ada beberapa yang masih saling mengobrol satu sama lain.
Disisi ku mika sedang dikerumuni beberapa teman sekelas lainnya, sambil memujinya.
Dan mika hanya bisa menjawab sebisanya.
"Wah itu keren mika. Kamu berani sekali berbicara seperti itu. Kamu pasti dapat nilai tambahan." Ucap seorang gadis dengan gembira.
"Irinya aku juga ingin seperti itu. Tapi aku cukup takut." Gadis lain menanggapi nya.
"Mau bagaimana lagi. Kita baru mulai sekolah menengah atas.(SMA)"gadis lain juga berbicara dia terlihat seperti model.
"Hei hei. Bagaimana jika kita belajar bersama. Bukan kah itu ide bagus." Sanggahan dari gadis yang dari awal berbicara.
"Seperti nya seru. Tapi dimana."
Sambil berpikir semua gadis tanpa sadar merenung. Begitu juga mika. Walaupun itu terlihat seperti terlalu serius dalam berpikir.
Aku pun beranjak berdiri setelah merapikan barang-barang ku fan bersiap pergi. Tetapi saat aku akan keluar kelas. Mika menghampiri ku.
"Reza. Apakah kamu mau pulang bersama?" Ucap mika setelah menghampiri nya.
"Kenapa. Bukakah kamu akan belajar bersama, dengan mereka. Kamu juga sempat sama merenung nya dengan mereka."
Ah. Aku lupa. Mika memiliki kebiasaan merenung. Bahkan ketika tadi gadis-gadis itu berbicara dengan nya. Setelah menjawab mereka mika terus termenung.
Entah apa yang dipikirkannya saat merenung terus menerus.
"Ah. Maaf saat itu aku sedang tidak mendengarkan mereka. Mungkin mereka mengira aku mendengarkan pembicaraan mereka. Hehe."
"Yah baiklah. Ayo pulang."
"Baiklah ayo reza."
Pada akhirnya aku menerima nya. Kan tidak ada rugi nya. Walaupun ini terlihat persis seperti dalam banyak karya fiksi. Tapi itu jika tokoh utama berusaha dekat dengan heroin utama.
Dan aku tidak berusaha dekat dengan nya.
Dia sendiri yang selalu menghampiri ku. Entah apa yang dipikirkannya saat itu.
Setelah berjalan beberapa menit. Kami pun berpisah di pertigaan jalan dan mengucapkan salam perpisahan.
Yah walaupun itu tidak dramatis. Bagaimana pun kita akan bertemu lagi lusa.
"Besok hari libur pertama ku. Setelah mulai sekolah. Hari yang melelahkan."
Sesampainya di rumah dia disambut oleh ayah nya. Dia terlihat cukup muda dengan badan cukup kekar hampir seseorang yang ikut gym sejak muda.
Dia sedang duduk membaca koran dan menonton televisi. Ada kripik di depan nya.
"Selamat datang. Basuh tubuh mu terus makan. Ada sup iga di dapur. Aku memasak nya barusan. Aku sudah makan, jadi tidak perlu menunggu ku."
"Baiklah. Ayah." Setelah berbicara seperti itu aku pergi ke kamar mandi dan berendam di bak mandi.
Dari semua hal. Berendam di bak mandi adalah salah satu kesukaan ku dari kecil.
Sensasi ini sangat menyenangkan, walaupun aku bisa dibilang sudah remaja.
Tapi siapa yang tidak suka mandi. Kecuali orang malas dan phobia mandi tentu nya.
Setelah membasuh tubuh ku dengan handuk setelah mandi aku pergi ke kamar ku. Dan mulai membaca novel lagi. Ini sudah dari kecil. Jadi aku sudah terbiasa.
Setelah cukup aku pergi ke dapur dan makan malam, walaupun itu sudah lewat tengah malam. Aku memakan sup iga ku. Setelah memanaskan nya tentunya.
Aku kebiasaan membaca sampai lupa waktu, jadi tentu itu sudah biasa. Bahkan ayah ku pun mengerti hal itu.
Dan selalu membuat makanan yang bisa dipanaskan.
Aku kalau sudah terlanjur membaca novel selalu seperti ini dari dulu. Itu membuat ku kesulitan mendapatkan teman.
Tapi itu bukan berarti aku tidak punya teman. Hanya kesulitan mendapatkan teman saja. Aku bukan introvert atau phobia keramaian dan sebagainya.
Aku hanya pemuda biasa yang kadang suka keramaian. Tidak seperti banyak tokoh utama novel yang cenderung memiliki masa lalu kelam dan susah berinteraksi dengan orang lain.
Aku cukup mampu dalam berteman.
"Hah. Sup iga kali ini cukup bagus. Aku penasaran dimana ayah membeli daging iga ini. Aku harus bertanya padanya lain kali."
Setelah makan aku pergi ke kamarku. Dan mulai tidur. Yang walaupun setelah menunggu setengah jam. Karena itu akan membuat tidur ku lebih nyenyak. Itu lah yang dikatakan dokter disiarkan televisi senin malam. Yah semoga benar. Walaupun aku tahu itu pasti benar.
Karena aku cukup berpengetahuan.
Meskipun aku seperti terlihat biasa, setidaknya aku tahu makanan akan tercerna dengan baik setelah menunggu beberapa menit sebelum tidur. Agar menghindari pengumpulan lemak. Dan yah itu benar dan aku menerapkan nya.
Setelah setengah jam, aku pun tertidur.
Dan cukup nyaman
Keesokan harinya. Setelah bangun tentu saja aku sarapan dan mulai pergi keluar.
Dijalan cukup banyak orang lewat.
Aku mendapatkan sebuah pesan anonim pagi ini.
'Novel supranatural terbaru rilis, dapatkan sekarang. Stok terbatas dan tidak akan diterbitkan lagi.'
Itulah isi pesan nya. Yah walaupun begitu cukup mencurigakan. Selain dari si pengirim yang tidak dikenal. Tapi juga. Bagaimana mana anda bisa membuat suatu karya, menjadi terbatas.
Sangat tidak logis. Maksud ku ayolah, siapa yang tidak tahu teknik menyalin.
Pasti banyak karya yang bisa di salin secara bebas diluar sana. Bahkan karya terkenal pun banyak versi salinan nya. Meskipun cara membedakan nya bisa terlihat dari label izin atau lwbel khusus karya asli. Tapi.
Bagaimana anda bisa menghindari dari penyalinan karya, apalagi novel.
Bahkan anak SD pun tahu cara menyalin jawaban dibuku saat mengerjakan tugas.
Apalagi ini.
Apakah mereka akan memberikan sesuatu jika kita setuju tidak membocorkan isi karya tersebut. Mungkin saja.
Dan itu lah yang akan ku cari tahu.
Setelah berjalan cukup lama. Dengan mengikuti arahan dari petunjuk dari isi pesan anonim tersebut. Aku tiba di sebuah rumah kontrakan biasa.
Yah disebut kontrakan mungkin cukup mudah. Tapi zaman sekarang. Tinggal dikontrakkan saja sudah menghabiskan cukup banyak uang untuk gaji sebulan pegawai biasa.
Cukup dengan itu. Aku pun naik lift ke lantai tujuh belas. Disana ada beberapa orang. Mungkin para penghuni gedung ini.
Setelah sampai. Aku mencari sebuah kamar.
Dan setelah beberapa menit bertanya. Aku menemukan nya. Nomor 17 juga.
Sekedar info. Gedung ini 20 lantai. Jadi cukup besar untuk sebuah apartemen biasa.
Setelah memastikan aku tidak salah.
Aku pun mengetuk pintu nya.
Setelah beberapa saat tidak ada tanggapan aku mulai berpikir itu hanya prank iseng.
Tapi siapa tahu apa yang terjadi bukan, aku pun terus menunggu. Setelah hampir 5 menit. Pintu terbuka.
Dan untuk kali ini aku cukup terkejut.
Karena dibalik orang yang membuka pintu adalah orang yang aku kenal sejak mulai sekolah menengah atas.
Ya dia adalah mika.
Dengan syal putih dilehernya. Dia mulai menyapa ku.
"Ah reza. Aku cukup terkejut kamu lah orang itu. Hehe."
Aku cukup bingung dengan kata 'orang it'
Tapi aku akan membicarakan nya nanti. Setelah menyuruh ku masuk dia mulai membuat kan ku minum kopi. Dan menawarkan ku duduk disofa panjang.
Kamar ini cukup bagus. Hampir seperti hotel jika harus kubilang. Cukup elegan.
Setelah membuatkan kopi. Aku meminumnya tanpa ragu.
Siapa aku, siapapun orang nya. Tidak lah sopan jika tidak mengambil apa yang diberikan padamu.
Setelah beberapa saat aku pun mulai membuka pembicaraan dengan mika yang masih menatap ku dengan biasa.
"Jadi pesan anonim itu milik mu." Ucap ku dengan bosan.
"Hehe. Iya maaf, sebenarnya aku cukup terkejut bahwa orang yang ku undang adalah dirimu Reza."
"Yah mau bagaimana lagi. Jadi. Bisakah aku pulang." Jawab ku langsung, aku sudah meminum minuman yang disuguhkan jadi aku punya hak untuk kembali kan. Jika tidak ada kebutuhan lainnya.
"Hehe. Reza kenapa kamu ingin pulang. Apakah kamu berpikir aku bercanda dengan isi pesan ku."
Mendengar perkataan mika aku pun cukup tertarik. Kan ini masih dibilang pagi. Walaupun sudah jam 9. Tapi aku masih punya waktu di hari libur ku ini.
Melihat Reza tidak jadi pergi, mika pun mengeluarkan gulungan kertas kearah meja didepan nya.
Kertas itu terlihat usang dan banyak lipatan nya. Dan sekilas seperti gampang robek kapan saja. Dan berwarna agak kekuningan untuk menunjukkan bahwa itu kertas yang sudah lama.
"Apa ini?"
"Ya ini adalah karya itu. Dan ini terbatas."
Aku pun bingung dengan ucapannya. Tapi aku tetap memegang gulungan itu. Dan membuka nya dengan hati-hati, siapa tahu bisa robek atau rusak.
Setelah membuka nya. Aku melihat hanya banyak titik titik yang banyak memenuhi seluruh isi gulungan tersebut. Aku pun bingung dengan apa titik ini.
Tapi setelah cukup teliti aku bisa melihat.
Ada sebuah kalimat disalahkan satu titik tersebut.
Aku menoleh ke arah mika dan dia hanya mengangguk.
"Apakah kamu penyuka genre supranatural. Aku sudah membaca isi gulungan ini. Tapi semua cerita nya sangat berlawanan. Seperti seseorang yang akan dijemput maut tapi tiba-tiba dia ada dipadang pasir dengan adik nya. Sungguh aneh. Itu lah sebab nya. Aku memutuskan untuk membagikan karya ini ke orang random dan acak. Agar bisa bersama mengungkapkan isi karya ini."
Setelah berbicara mika terdiam. Dan kemudian melihat ke arah ku. Sambil tersenyum.
"Dan ternyata itu kamu, diantara banyak orang didunia ini. Kamu yang mendapatkan pesan ku. Hehe."
Aku mulai mengerutkan alis ku. Apa maksud nya. Dan kenapa harus aku.
Meski bingung aku mulai mencerna semua yang terjadi. Dan dari kesimpulan ku. Aku berpikir.
Mungkin inikah takdir. Atau plot yang mungkin pernah digambarkan di dalam karya manapun.
Yah mungkin tidak. Inilah kenyataan, bukan karya fiksi seperti novel ataupun film lainya.
Setelah beberapa saat aku menoleh ke arah mika dan sedikit tersenyum.
"Sepertinya aku akan mulai akrap dengan mu."
Entah mika sadar atau bukan. Aku sudah tahu maksud dari gulungan ini.
Ya. Meski aku cukup terlihat biasa, tapi aku bisa di sebut maniak buku.
Dan bisa menyimpulkan banyak buku dengan cepat. Dan aku tahu isi gulungan ini.
Dan ini cukup menarik.