Dunia pada umumnya hanya memiliki Malaikat, Iblis, dan Manusia sebagai makhluk hidup yang berakal. Tapi siapa yang tahu? ternyata sebuah bintang yang jauh di langit sana juga memiliki akal. Bahkan juga keinginan dan impian.
Wahai engkau yang bersinar paling terang, apa gerangan yang membuatmu bermuram durja?'
"Aku ingin hidup. Aku ingin seperti makhluk-makhluk di dunia itu. Llaya, bantulah aku."
'Ada harga untuk setiap pemberian. Di dunia ini tidak ada yang gratis.'
"Apapun itu bayarannya, aku tetap ingin."
'... Bagai Dandelion yang terbang di sapu angin. Bagai waktu tanpa keinginan ... Wahai engkau yang bersinar, kau akan mendapatkan apa yang kau inginkan."
'Dan bayarannya?'
....
***
"Ang spell ni Llaya? hm..."
Gadis itu mengambil buku berjudul Ang spell ni Llaya, buku itu keliatan tua dan usang, dengan desain sampul yang gelap.
Karena rasa penasaran yang kuat, gadis itu membuka buku tua itu hanya untuk membolak-balikkan halamannya.
'srek'
Selembar halaman yang terlepas dari buku itu terjatuh ke lantai, menarik perhatian gadis itu.
"Hm? negeri Salju?"
Gadis itu melihat halaman yang terlepas itu dengan penasaran.
"Ini novel tentang diary seorang penyihir ya? beli ah, buat baca di rumah."
Gadis itu memasukkan halaman yang terlepas itu kembali ke dalam buku, ia menutup buku itu dan mendekapnya di dadanya.
***
'Srekk'
Gadis itu membalik halaman buku yang tadi ia beli, dan membuka halaman yang terlepas tadi.
"Ini kan yang halaman negeri Salju tadi? tapi kok, kayak ada yang beda ya?"
Gadis itu melihat kejanggalan pada halaman itu, tapi dia tidak terlalu mempedulikannya, dan mulai membaca dari awal.
Gadis itu membacanya dengan serius, hingga dia kembali ke halaman yang terlepas tadi.
"Bertukarnya jiwa yang hidup dengan berkeinginan. Bertukarnya dunia yang hidup dengan yang mati. Sang Bintang jatuh menghantam dunia. Sang Bintang menjadi penyelamat."
Setiap kalimat yang dibaca gadis itu membawa dampak bagi sekelilingnya, bahkan bagi tubuhnya.
Barang-barang yang berterbangan, lingkaran sihir yang mulai terbentuk di bawahnya, bahkan kemunculan bintang jatuh yang secara tiba-tiba di langit malam.
"Bagai Dandelion yang terbang disapu angin. Bagai waktu tanpa keinginan. Yang tertinggi telah turun. Menciptakan dunia baru tanpa kehendak dewa. Menciptakan kehidupan baru dengan tangan sendiri."
Lingkaran Sihir di bawah gadis itu semakin terlihat jelas, dan tubuh gadis itu mulai bercahaya.
"Wahai engkau yang bersinar, bayarlah semua ini dengan segala yang engkau punya. Dunia berubah sesuai kehendak ku."
Setelah membaca kalimat terakhir dari buku itu, gadis itu melihat sinar putih yang amat terang menyilaukan matanya dari dari halam buku itu.
Membuat semuanya terlihat putih.
***
'Dan bayarannya?'
"Dirimu."
Cahaya putih kembali menerangi mata, membuat mata menutup secara Reflek.
"Eh? dimana ini?"
Mata gadis itu perlahan terbuka, bersamaan dengan pertanyaannya. Ia melihat ke sekelilingnya, yang semuanya berwarna putih.
"Kau pasti bayaranku."
Sesosok cahaya kuning keemasan mendatangi gadis itu. Membuat gadis itu penasaran dan bahkan takjub.
"Siapa kau? apa kau ini sebenarnya?"
"Aku adalah dirimu."
Gadis itu menatap cahaya di depannya dengan heran dan tidak percaya. Dia bahkan tidak mengerti maksud dari Cahaya itu.
"Aku adalah dirimu yang agung. Dan kau adalah diriku yang fana."
"Aku... Adalah kau? dan kau adalah aku?"
"Benar, aku di ciptakan oleh dewa, dan kau di ciptakan oleh Llaya. Sebagai wadah ku."
"Aku... Adalah wadah?"
"Mulai sekarang, aku akan menggunakan tubuhmu untuk hidup di dunia, sebagai gantinya, kau akan menjadi bintang, sebagai makhluk yang bersinar."
Bagaikan kilat, cahaya itu tiba-tiba masuk kedalam tubuh gadis itu. merubah keseluruhan tampilan gadis itu.
Rambut Putih bersih dengan surai Emas di ujungnya, dan mata yang memiliki dua warna, mata kanan yang berwarna Hijau, menunjukkan ciri khas dari pemilik asli tubuh itu. Dan mata kiri dengan warna Emas, khas sang bintang.
"Jadi, siapakah nama dari pemilik tubuh ini? ah ... Benar ... Leanna."