Di dalam perpustakaan yang tak terhingga, Arel duduk di antara rak-rak yang menjulang tinggi, setiap rak dipenuhi dengan gulungan dan buku yang berisi seluruh pengetahuan dunia. Cahaya lembut memancar dari langit-langit yang tak terlihat ujungnya, menciptakan suasana magis di ruang yang sunyi. Hanya Arel yang tahu betapa berartinya setiap halaman yang tersimpan di sini, pengetahuan yang tak akan pernah bisa dimengerti oleh kebanyakan manusia.
"Aku Arel," katanya, memandang ke arah pembaca yang tidak terlihat. "Mungkin sebagian dari kalian sudah tahu siapa aku, tetapi tidak ada yang benar-benar tahu. Seperti biasa, aku di sini hanya untuk menjelaskan dan menjelaskan betapa membosankannya hidupku ini. Tidak ada yang menarik."
Ia mengangkat bahu, suara lembutnya membangkitkan kesunyian di sekelilingnya. "Tapi, mari kita mulai. Bagaimana cara dunia ini tercipta? Bagaimana itu bisa terbuat?"
Dengan nada santai, Arel melanjutkan, "Cukup sederhana. Dunia ini diciptakan oleh Dewi Seraphina, sebelum adanya kekosongan. Hal yang tercipta dari Dewi adalah kekosongan itu sendiri, dan dari kekosongan, Dia menciptakan segala semesta serta makhluk-makhluk terkuat yang tidak bisa dimengerti oleh manusia seperti kalian."
Ia meraih salah satu gulungan yang berkilau, jari-jarinya menyentuh tulisan-tulisan kuno yang berisi kisah-kisah tak terhitung. "Dewi Seraphina pun menciptakan dengan sebuah energi primordial yang bernama Aether. Sepertinya sudah cukup sampai di sini saja."
Dengan ayunan tangan yang lembut, sebuah buku meluncur meluncur ke arahnya, mengarah tepat ke telapak tangannya. Ia membuka halaman demi halaman, membiarkan suara lembut buku itu membisikkan rahasia yang terkandung di dalamnya. "Cerita selanjutnya yang dipilih oleh Dewi Seraphina adalah tentang seorang pemuda yang bernama Alaric."
Arel mulai membaca dengan penuh konsentrasi, suara bercerita mengalun lembut di udara. "Kisah ini sungguh menarik, menggambarkan perjalanan seorang pemuda berumur 17 tahun, Alaric. Di sebuah desa kecil, ia adalah anak yang memiliki kekuatan luar biasa, namun selalu dikuasai oleh rasa takut. Alaric tahu betapa besarnya potensi yang terpendam dalam dirinya, tetapi setiap kali dia dihadapkan pada tantangan, kakinya seolah terpaku di tempat."
Setiap kata yang diucapkan Arel menambah kedalaman pada narasi, membawa pembaca ke dalam perjalanan emosional yang mendalam. "Malam itu, suara deru angin menggema di antara pepohonan, seakan menyampaikan pesan dari alam. Alaric, dengan hati yang berdebar, terbangun dari tidurnya, merasakan panggilan tak terduga dari jiwanya. Sebuah cahaya misterius muncul di hadapannya, mengajak dia menjelajahi dunia yang penuh bahaya dan keajaiban."
Arel berhenti sejenak, membiarkan suasana mengendap, menggugah rasa penasaran dalam hati pembaca. "Namun, Alaric merasa terjebak antara keinginannya untuk menjelajah dan ketakutannya akan yang tidak diketahui. Dia harus menghadapi bayang-bayang ketidakpastian yang selalu menghantuinya. Perjalanan ini bukanlah tentang melawan musuh fisik saja; itu adalah tentang menemukan keberanian di dalam diri, untuk mengatasi ketakutan yang menghalanginya."
Kedamaian yang menyelimuti perpustakaan seolah semakin dalam. "Dengan setiap halaman yang dibaca, Arel merasakan beban kisah Alaric, sebuah perjalanan yang penuh dengan emosi dan penemuan diri. Alaric harus menyadari bahwa kekuatan sejatinya bukan hanya terletak pada fisiknya, tetapi juga pada keyakinan dan keberaniannya untuk melawan ketakutan yang mengikatnya."
"Bagaimana pun juga, mari kita mulai cerita ini," Arel melanjutkan, suaranya penuh harapan meski dibalut dengan kesedihan. "Judul cerita ini adalah Determination of a Young Wizard."