Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Janji yang Tak Terpenuhi

Rukma_Natina
--
chs / week
--
NOT RATINGS
267
Views
Synopsis
Cerita ini menceritakan sosok wanita tangguh, dan tanpa sadar menjadi inspirasi banyak orang. Sosok yang dikagumi, dihormati, dan memiliki aura tersendiri dari dalam dirinya. Seorang wanita yang pertama dalam keluarganya yang menjadi pemimpin sebuah perusahaan dan organisasi. Tapi walau seorang pemimpin yang terkenal dengan keterbatasannya dalam memimpin suatu kondisi, ia juga wanita yang lemah dan membutuhkan sandaran dari seorang pria.

Table of contents

VIEW MORE

Chapter 1 - Sekarang

Menatap indahnya bintang-bintang dilangit malam, dengan hembusan angin malam yang menyisiri kulitku.Dingin,nyaman itu yang kini kurasakan, terpaan angin mengenai wajahku.

"Mau sampai kapan begini?", batinku sembari menyesap kopi ditangan kananku.

Rasanya berat sekali menghadapi hari demi hari yang harusku lewati.

"Aku tak boleh menyerah, ini bukan diriku." ,kataku dengan penuh semangat, akan kuhadapi ini semua. Banyak orang yang harus ku banggakan, aku tak akan lemah hanya dengan satu masalah saja.

Senyumku kembali, semangat ku kembali ketika bayangan-banyangan wajah orang-orang yang kusayangi ada diatas langit pikiranku.

"Terimakasih Tuhan, engkau tak pernah meninggalkan ku walau sedetik saja." Aku tersenyum sembari masuk ke dalam kamarku.

Langkah demi langkah ku pergi ke dapur untuk meletakkan gelas kakiku, dan bergegas ke kamar mandi.

Dikamar mandi, menatap wajahku dipantulkan cermin membuat ku kembali tersenyum.

"Masa iya wanita semanis diriku kalah dengan masalah sepele seperti itu hehe." Ungkapku dengan tawa kecil. Akupun mengambil sikat gigi dan pasta gigi, ya ini kegiatan rutinku. Menggosok gigi dan mencuci muka sebelum tidur adalah hal wajib yang kulakukan setiap malam.

Selesai sudah aktivitas hari ini, mari memanjakan tubuh ini di kasur yang sangat nyaman ini.

Brukk

Aku menghempaskan tubuh ku di tempat tidur, dan bersiap diri untuk tidur.

"Selamat malam dunia, selamat beristirahat tubuhku" kataku sebelum memejamkan mata.

Skip

Kringggg kringggg

Bunyi alarm membangunkanku, tanganku meraih alarm untuk melihat pukul berapa sekarang.

"Hoammm," jujur aku masih mengantuk sekali

Melihat alarm kesayanganku menunjukkan pukul 04.45 pagi, aku mengumpulkan nyawa sembari turun dari tempat tidur dan bergegas ke kamar mandi.

Aku mengambil wudhu dan menunaikan sholat subuh terlebih dahulu, setelah selesai sholat aku pun kembali ke tempat tidur dan melihat ponselku.

25 pesan dari asisten pribadiku, dan 10 pesan dari sahabatku yang belum terbaca olehku.

"Aihhh banyak sekali Fang mengirim pesan padaku" aku membaca pesannya dari atas sampai bawah, ternyata ada meeting pagi nanti. Ya Fang itu nama asisten pribadiku sekaligus tangan kananku. Sikap nya yang tegas dan bertanggung jawab membuat diriku merekrutnya sebagai orang kepercayaan ku.

"Ayok ketemuan" salah satu dari 10 pesan dari sahabatku mengajak untuk bertemu. Ku balas "kapan?", sudah lama tidak bertemu dengan teman-teman.

"Bagaimana jam 2 siang nanti?" , tanyanya digrub.

"Boleh, dimana?", tanyaku dengan penuh ceria

"Di tempat biasa saja", ujarnya

Ya aku memilik 3 sahabat sedari aku kuliah, dulu waktu kuliah selalu kemana-mana bersama, healing bersama, izin tidak masuk kelas pun bersama-sama.

"Baiklah, sampai bertemu nanti" ujarku seraya mematikan ponselku.

Aku membuka laptop seraya memastikan materi untuk meeting nanti sudah sempurna.

Drrrtttt Drrrttttt

Ponselku berbunyi,

"Iya, ada apa Fang?" Ya yang menelponku adalah Fang yang tidak lain asistenku.

"Selamat pagi Nona, saya hanya memastikan apakah meeting nanti Anda datang atau saya saja yang menggantikan Nona?", tanyanya memastikan aku bersedia datang atau tidak.

"Ya nanti saya datang, kamu ikut saya sekalian.", jawabku dengan tegas.

"Baik Nona" akupun mengakhiri telpon itu, masih ada waktu untuk bersiap. Aku berjalan menuju dapur.

"Satu kopi panas di pagi hari untuk menambah semangatku" ujarku sambil menyeduh kopi. Aku sangat suka dengan kopi, entah berapa gelas habis disetiap harinya.

"Ahh nikmat sekali" menghirup aroma kopi membuat perasaan lebih tenang di pagi hari.