Mendengar ini seakan membawa gelombang kelegaan yang menyapu Adeline, dan sebuah senyum tak bisa tidak muncul di wajahnya.
Caesar harus berjalan menghampiri dan duduk di sofa, lalu sabar menunggu kedua wanita itu selesai.
Setelah mereka selesai, ia telah melakukan pembayaran di muka dan meninggalkan perusahaan bersama dia.
"Kamu mau pergi ke suatu tempat bersamaku?" tanya dia begitu mereka berada di dalam mobil.
Adeline, yang telah mengencangkan sabuk pengamannya, menoleh padanya. "Seperti ke mana?"
"Klub," jawab Caesar, alisnya berkerut. Dia telah melihat pupil Adeline yang berbinar, mengetahui jawabannya akan ya, tapi sebelum dia bisa mengangguk, dia menembakkan pandangan maut kepadanya.
"Tidak boleh ada bartender sialan itu memberimu tembakan, atau seseorang akan berada di dalam kuburnya," dia memperingatkan.