"Yuri," sebuah suara memanggil.
Yuri segera mengangkat kepalanya dan menoleh ke pintu dengan mata berair. Di sana, Nikolai berdiri dengan ekspresi cemas.
"Apa yang kamu lakukan di sini?" Dia bertanya.
Nikolai tidak menjawab, melainkan berjalan ke arahnya. Dia berjongkok di depannya agar berada pada level mata yang sama dan tersenyum lembut seolah mencoba untuk menghiburnya.
"Apakah kamu akan terus seperti ini?"
"Maksudmu apa?" Yuri mengerutkan kening ke arahnya dengan keras.
"Sedih dan semuanya." Nikolai memiringkan kepalanya, sambil tetap memperhatikan Yuri. "Aku mengerti mengapa kamu merasa seperti ini, tapi sebenarnya ini bukan salahmu. Caesar tidak menyalahkanmu, jadi kamu harus tahu ini bukan salahmu."