Danag membungkuk kepada sosok yang berdiri di depan pintu terbuka. Bukan hanya dia yang membungkuk, semua penjaga di sekitarnya juga menundukkan kepala, namun hanya Erick yang tidak membungkuk.
"Terima kasih telah datang dengan pemberitahuan yang begitu singkat. Saya yakin Anda pasti telah menempuh jalan yang tidak mudah. Saya sangat menyesal telah memanggil Anda seperti ini namun saya tidak punya pilihan lain dan saya merasa waktu saya semakin habis. Anda adalah satu-satunya opsi yang tersisa. Tolong, bantu saya." Danag meratap, kepalanya masih tertunduk saat ia berbicara.
"Potong formalitasnya, Danag. Kamu membuatku seperti dewa. Tapi, apa ini? Istana dalam kondisi lebih baik dari yang pernah saya lihat. Kieran bilang Jael sedang merenovasi, saya tidak menyangka kalau sehebat ini."
"Ya, Sire telah bekerja tanpa kenal lelah."
"Tanpa kenal lelah? Itu tidak terdengar seperti Jael sama sekali. Namun, saya rasa itulah sebabnya saya ada di sini."
