Mauve berdiri di belakang Jael dengan wajahnya tersembunyi dari pandangan. Entah bagaimana dia bisa merasakan bahwa mereka semua tahu apa yang telah terjadi sebelum mereka berdua melewati pintu aula makan dan pikiran itu memalukan untuk dihadapi.
Tidak membantu juga bahwa mereka terlambat dua puluh menit. Seseorang telah teralihkan selama mandi dan bahkan dengan bantuan Mill, dia tidak bisa siap tepat waktu.
"Tuhan," mereka memanggil serempak saat mereka berdiri.
Jael berjalan langsung ke kursinya dengan Mauve yang menempel padanya. Dia menunggu sampai dia duduk dengan nyaman sebelum dia duduk.
Mauve menunggu sampai keributan kursi mereda sebelum dia mengangkat kepalanya untuk melihat ke atas. Para pelayan sudah mulai menyajikan hidangan, bergerak cepat.
Saat Mauve mengangkat kepalanya, matanya bertemu dengan Tuan Phelan. Wajah pucatnya terlihat bengkak dan sesaat dia khawatir bahwa dia mungkin sakit.
