Di sisi lain, Shi Qin duduk dalam kereta yang redup, dengan mata tertutup, memulihkan pikirannya.
Setelah beberapa saat, seolah terpikirkan sesuatu, ia mengeluarkan sebuah ponsel hitam dari sakunya.
Latar belakang layar kunci adalah sebuah gambar sangat biasa dari laut biru.
Karena Chu Jin tidak memberi kata sandi, Shi Qin dengan mudah mengakses layar utama.
Dengan tidak diduga.
Ponsel tersebut memiliki sangat sedikit aplikasi, hanya aplikasi media sosial dan aplikasi investasi keuangan.
Hampir semua aplikasi lain adalah bawaan yang disertakan dengan ponsel tersebut.
Shi Qin tidak bisa menahan rasa penasarannya, karena gadis seumurannya pada umumnya sangat memperhatikan kecantikan dan penampilan mereka, namun ponselnya bahkan tidak memiliki aplikasi selfie.
Bibirnya membentuk sedikit senyum, jarinya meluncur ringan, dan kemudian ia mengetuk untuk membuka galeri foto.
