Pada akhirnya, Zheng Chuyi mengangkat matanya untuk menatap Chu Jin.
Matanya yang indah dan berbentuk daun willow itu merah sekali, area di sekitarnya bengkak, air mata membasahi wajahnya, dan dengan luka memar yang bengkak di dahinya, dia tampak sangat menyedihkan, membangkitkan rasa simpati yang tak rela muncul.
"Ipar Kesembilan, bisakah kamu memaafkan aku?" Zheng Chuyi berusaha keras untuk mengulas senyum kepada Chu Jin, tatapannya penuh harapan. Suara lembutnya yang biasa kini terdengar parau, seolah-olah emosinya bisa runtuh kapan saja.
Dia, yang tak tertandingi kecantikannya di Dunia Keajaiban, tidak pernah merendahkan diri seperti ini sebelumnya.
Kejutan yang dia alami hari itu akan dia balas dengan penuh suatu hari nanti.
Sedangkan untuk Zheng Chuyi, Chu Jin hanya memiliki sedikit kesukaan terhadapnya, bahkan bisa dibilang sudah turun ke angka negatif.
