"Pewangi?" gumam Travis sambil menatap ke bawah ke arahku. Aku bisa melihat cinta di matanya saat ia mengerjap sedikit.
"Ya," gumamku, tidak terlalu bersedia bergerak sekarang. Aku masih lelah setelah empat ronde yang Travis dan aku jalani. Setiap otot di tubuhku berteriak, bertanya-tanya apa yang telah mereka lakukan padaku hingga layak mendapatkan perlakuan seperti itu.
Otakku dan tikus saya sedang tersenyum puas, mengangguk-angguk kepuasan.
Fakta bahwa tikus saya juga tidur di atas beruang kutub raksasa adalah perkembangan baru, dan aku harus bertanya-tanya bagaimana beruang itu menjadi sangat terkait dengan diriku sehingga muncul di kepalaku sementara serigala milik Raphael tidak.
Tapi itu adalah masalah untuk lain waktu.
"Apa yang sedang kita bicarakan?" gumamku, mataku terpejam lagi.
"Pewangi," gumam Travis, mencium kepalaku sambil menggeserku ke atas tubuhnya agar dia bisa menatap mataku. "Aku belum pernah mendengar sesuatu seperti itu sebelumnya."
