101.
Caleb mengangguk, mengelus rambutku. "Yang mana yang kamu pikirkan?" tanyanya lembut. Aku bisa merasakan pandangan dari keempat serigala di sekitarku, hampir tersinggung oleh kenyataan bahwa aku tidak menganggap tempat ini sebagai rumah.
Dengan mata mengerut, aku menggosok dahi. Satu-satunya laboratorium yang disiapkan untuk mengerjakan semua produk berbeda dalam waktu yang bersamaan adalah rumah pertama yang pernah aku bangun. Luasnya lebih dari 5.000 kaki persegi dengan hanya lima kamar tidur, ruang tamu, dan dapur. Sisa ruangannya didedikasikan untuk tiga laboratorium berbeda.
Aku tidak repot-repot untuk berbicara, hanya menatap Caleb selama sesaat sebelum dia mengangguk. Mengangkatku dari kursi, dia melihat ke empat pria lainnya. "Kamu ikut?"
