77.
Saya kaget ketika Raphael memberi Lucien tatapan jijik sebelum meletakkan tangannya di kaki saya yang tertutup selimut. Saya menaruh pisau dan garpu di baki, senang diberikan alasan untuk berhenti makan, lalu menatap alpha Pak Serigala Silverblood itu.
"Dia tidak bermaksud seperti itu," dia menenangkan saya, sambil menepuk-nepuk kaki saya.
"Seperti apa?" Lucien dan saya bertanya bersamaan. Kami berbagi tatapan bingung sebelum memusatkan perhatian kembali pada Raphael.
"Ketika Lucien bilang kita akan mencari tahu, dia hanya maksudnya kita perlu riset, cari tahu apa yang sebenarnya terjadi. Bukan mau membunuh mereka yang terlibat itu."
Sebagian dari saya tahu kalau Raphael mencoba menenangkan, tapi gosip seputar alpha itu jauh berbeda dari pria yang ada di depan saya.
Dimana serigala haus darah yang mengambil alih kawanan di usia muda? Dimana serigala liar yang mandi dalam isi perut musuhnya?