Kepala saya terasa seolah-olah berada dalam gelembung raksasa. Caleb masih berbicara kepadaku, tetapi saya tidak bisa mendengar satu kata pun yang dia katakan.
Tiga kata terus menggema di kepala saya berulang-ulang... "Paul hilang."
Dengan sangat perlahan, seolah-olah saya akan pecah, Caleb membawa saya keluar dari laboratorium dan ke atas, di mana yang lainnya menunggu kami.
"Saya bilang tunggu," geram Travis, suaranya terdengar seolah mil jauhnya, meskipun dia berdiri tepat di hadapan saya.
"Saya tidak ingin dia berpikir bahwa kami menyergapnya," geram Caleb sambil masing-masing pria mengambil satu tangan saya dan membawa saya ke bagian sofa yang lebar. "Saya benar-benar tidak berpikir dia bisa mengambil lebih banyak lagi."
"Kau menyalahkannya?" sinis Lucien, menaruh sesuatu di telapak tangan saya yang terbuka setelah Travis dan Caleb melepaskannya. Saya menunduk, hanya untuk melihat secangkir putih polos dengan coklat panas di dalamnya.
