"Dan disinilah kamu salah," cibir Amanda, wajahnya memutar penuh amarah. "Aku bukan seorang lesbian. Aku memang ditakdirkan menjadi Luna dari Pak Serigala Silverblood."
"Mungkin," aku setuju dengan anggukan kepalaku. "Dan jika Raphael tak pernah menemukan pendamping hidupnya, dia akan mengambilmu sebagai Luna hanya karena kamu adalah perempuan terkuat di kawanan. Namun aku tak melihat dia membawamu ke tempat tidur. Atau peduli dengan siapa kamu ke tempat tidur."
Aku menatap keatas pada Raphael, bertanya-tanya apakah dia akan setuju dengan pernyataanku. Dia menatapku ke bawah dan mendengus. "Tak pernah terlintas dalam pikiranku untuk membawanya ke tempat tidurku, meskipun dia adalah Luna-ku. Aku ingat bagaimana hubungan antara ibu dan ayahku, dan aku tidak akan menerima kurang dari itu."