Saya kembali terdampar di atas tempat tidur, mengangkat tangan saya sembari memperhatikan sumpah yang telah Travis ucapkan.
'Kamu lebih buruk dari seorang gagak dengan benda berkilauan,' cibir tikus saya, membuka satu matanya sambil menggelengkan kepalanya ke arah saya. 'Itu cincin pernikahan, lupakan saja itu.'
Saya mengangguk tanpa sadar saat saya memutar-mutar tangan agar cahaya bisa memantulkan 'cincin emas' yang ada.
Saya sebelumnya tidak benar-benar percaya pada pentingnya cincin pertunangan atau cincin pernikahan, tapi melihat satu di jari saya membuat saya mengerti pentingnya itu.
Bukan masalah berapa biayanya atau apapun itu, tapi lebih kepada, itu simbol eksternal dari sesuatu yang Anda tahu di hati Anda.
Dan sekarang saya merasa jengkel karena pria-pria lain tidak memberikan saya satu pun.
'Ada orang datang,' teriak tikus saya, kepalanya mendadak terangkat ketika kami berdua mendengar suara langkah kaki yang terdengar dari luar pintu Travis.
