Lin Rui terkejut, ia menoleh ke arah pintunya dan hatinya berdebar kencang, mungkinkah... mungkin Su Wan datang untuk berbicara dengannya? Mungkin dia menyadari bahwa dia juga salah? Jika demikian, apa yang harus dia lakukan! Apakah dia harus minta maaf juga atau sebaiknya bersikap santai? Tentu saja dia perlu minta maaf juga, bukankah dia juga bertindak seperti brengsek dengan meninggalkan istrinya sendirian saat mereka seharusnya berbagi ranjang bersama?
Saat pikiran Lin Rui semakin kacau, orang di luar pintu mengetuk lagi, dan Lin Rui loncat setinggi satu kaki.
"Saya datang," katanya sambil merapikan rambutnya yang acak-acakan, semua gerakan itu membuat rambutnya menjadi kusut. Dia dengan cepat, menyisir rambutnya sebersih mungkin kemudian bergegas membuka pintu tetapi begitu dia membukanya, seluruh kegembiraannya hilang karena yang berdiri di depan pintunya bukanlah Su Wan, melainkan saudara keduanya yang berdiri di ambang dengan tangan terlipat di depan dadanya.
