Chereads / Istri cerdik dari saudara Lin / Chapter 8 - Memancing (bagian 2)

Chapter 8 - Memancing (bagian 2)

Di perjalanan ke sungai, Su Wan membeli keranjang anyaman kecil dan sedikit pakan ayam, meskipun dia tidak punya banyak uang, dia masih punya tabungan si pemilik asli. Meskipun si pemilik asli menyebutnya tabungan, itu bahkan tidak cukup untuk satu kali makan. Su Wan asli hanya menerima satu atau dua koin tembaga setiap tahun dari Keluarga Su dan dia menyimpannya sampai lebih atau kurang terkumpul menjadi tujuh puluh koin tembaga.

Meskipun tujuh puluh koin tembaga terdengar banyak, itu tidak cukup untuk membeli beras dan daging sekaligus. Su Wan asli ingin makan sekotak penuh daging dan beras yang sudah digosok kinclong, sama seperti keluarganya sehingga dia mulai menabung dengan harapan suatu hari dirinya juga akan memiliki sekotak beras putih kinclong dan daging yang lezat.

Tapi sayangnya, Su Wan muda meninggal di usia enam belas tahun tanpa pernah mencicipi sepotong daging apalagi sekotak penuh.

Itulah alasan mengapa dia mengambil segala sesuatu yang dimiliki oleh ibu Su Wan dari Keluarga Su, dia tidak serakah atau menginginkan mas kawin Su Wan. Dia adalah wanita yang memiliki keterampilan dan kecerdasan, meskipun dia tidak memiliki apa-apa, dia masih bisa berdiri dengan kedua kakinya sendiri.

Tapi karena dia mengasihani nasib si pemilik asli, dia ingin Keluarga Su merasakan penderitaan yang sama seperti dirinya. Bukankah Keluarga Su menumpang pada toko-toko ibu Su Wan dan tetap tidak memberinya semangkuk beras? Maka dia ingin mereka menderita dengan cara yang sama!

Su Wan asli bekerja sampai tulangnya sakit, dia bahkan bertanggung jawab untuk memasak makan malam Keluarga Su, sementara Su Wan asli memasak makanan yang lezat untuk Keluarga Su, Chu Yanyu duduk di pintu dapur memperhatikan agar Su Wan tidak 'secara diam-diam' makan apa pun dan begitu makanan matang, Chu Yanyu akan menyapu semuanya tidak meninggalkan bahkan satu biji beras pun untuk Su Wan makan.

Hanya membayangkannya saja membuat hatinya sakit untuk gadis kecil itu, membiarkannya memasak daging dan beras mengkilap sementara kelaparan, Keluarga Su ini benar-benar tidak manusiawi!

Dia tahu bahwa alasan Keluarga Su setuju untuk memberinya mas kawin ibu Su Wan adalah karena mereka memiliki harapan besar dari satu-satunya anak laki-laki mereka tetapi anak berharga mereka itu, hehe -

"Istri, apa yang kamu pikirkan?" kata Lin Chen tiba-tiba menghentikan lamunannya.

"Tidak, aku - aku hanya ingin membakar sedikit uang joss untuk ibuku, kamu tahu dia meninggal sebelum dia bisa melihatku menikah," kata Su Wan, sebenarnya dia ingin membakar sedikit uang joss untuk pemilik asli dan meninggalkan semangkuk beras putih dan daging untuk arwah yang sudah berpulang. Ini adalah hal paling sedikit yang bisa dia lakukan untuk Su Wan asli.

Lin Chen mengangguk, dia juga merindukan ayahnya hari ini, saat dia berpakaian dengan jubah vermilion untuk membawa istrinya pulang, dia teringat ejekan ayahnya.

'Ah Chen, Ayah akan menikahkan kamu dengan putri kecil'

Setiap kali ayahnya berkata seperti itu, Lin Chen merona dengan hebat tetapi pada saat yang sama dia menantikan putri kecil yang akan dinikahinya tapi - tapi apa? Dia mengerutkan kening dan menatap istrinya.

Mata yang besar dan berair, bibir seperti tomat cherry yang menggoda, pinggang ramping seperti willow dan ahem, ukuran pantatnya juga bagus, dia pasti akan melahirkan banyak anak.

Ketika pikirannya melayang ke anak-anak, wajah Lin Chen merah dan dia segera batuk, tidak bisa Biarkan istri berpikir bahwa aku adalah seorang preman, ini masih terang benderang!

"Tentu saja, aku akan membawakan kamu beberapa hari lagi," kata Lin Chen mengangguk "Aku akan menyuruh saudara-saudara lelaki untuk membakar sebagian untuk ayah kita juga."

"En"

Sebentar lagi, Su Wan dan Lin Chen mencapai sungai yang bersih, dibandingkan dengan dunia modern, sungai di sini bersih dan airnya jernih.. Su Wan bahkan bisa melihat banyaknya ikan yang berenang di dalamnya.

Dia melihat ke sungai yang sibuk dan menelan ludah, dengan banyaknya ikan ini, mereka akan dengan mudah menangkap sepuluh ekor, hari ini dia akan menyiapkan Steik Salisbury ikan!

"Di sini, aku akan menunjukkan caranya menangkap ikan lalu kamu harus berusaha sendiri," kata Su Wan saat dia mengambil tiga cacing tanah yang merangkak-rangkak yang dia minta Lin Yu gali sambil ia menusukkan cacing itu ke keranjang anyaman dan menancapkannya sebagai umpan. Dengan lingkaran yang indah, dia melemparkan kail ke tengah sungai.

"Sekarang bagaimana?" tanya Lin Chen melihat bahwa tidak ada yang terjadi

"Sekarang kita tunggu" menangkap ikan adalah soal kesabaran dan stamina yang besar, tapi mungkin sungai ini benar-benar penuh dengan ikan sampai pinggir karena dalam dua menit, Su Wan merasakan tarikan pada tali dan segera menggulung (menarik) tongkat pelampungnya kembali.

Sebagai gantinya cacing tanah, seekor ikan seukuran setengah lengan seseorang berjuang dengan hebat.

Lin Chen yang melihat seluruh proses ini tercengang, sial cara ini sangat mulus seperti sihir. Biasanya para penduduk desa menggunakan umpan atau tangan mereka untuk menangkap ikan dan karena kedua metode itu tidak dapat diandalkan, sering kali ikan lolos dari tangan mereka. Tapi jika ikan diikat seperti ini bagaimana mungkin ia akan lolos?

"Apakah kamu mengerti? Bisakah kamu tangkap ikan sekarang?" tanya Su Wan saat dia menyerahkan tongkat pancing kepada Lin Chen yang mengangguk kepalanya seperti ayam.

"Jangan khawatir istri, aku pasti akan menangkap selusin!" seru Lin Chen dengan semangat.

Melihat antusiasmenya Su Wan tidak tega memberitahunya bahwa tujuh atau delapan ikan sudah cukup dan saat dia melihat kerangka tubuhnya yang kurus dia semakin mengendalikan lidahnya. Biarlah, hanya menyiapkan beberapa patty ikan lagi, dia tidak akan kehilangan daginya.

"Baiklah, aku akan segera kesana," kata Su Wan "Jangan khawatir,aku hanya akan pergi kesana," sambil menunjuk ke batu besar di tengah sungai dia berbicara ketika dia melihat Lin Chen ingin menghentikannya lagi.

"Tapi kenapa?"

"Ikan-ikan ini adalah makan siang kita," jelas Su Wan menaburkan sedikit pakan ayam yang remah ke dalam keranjang anyaman, karena lubang-lubang di dalamnya hanya selebar jarum dia tidak khawatir tentang pakan terbuang "dan apa yang aku tangkap akan jadi sarapan kita, kita perlu mengisi perut kita dengan sesuatu sebelum menetap di rumah baru."

Lin Chen ingin menghentikannya tapi Su Wan sudah mulai berjalan menjauh dengan ayunan pinggulnya, dia meletakkan keranjang anyaman ke arah berlawanan dengan arus dan duduk menunggu.

Dan ketika keranjang bergerak dia segera mengangkatnya dari air dan melepaskan desahan terkejut.

'Aiya, siapa yang mengira bahwa tanah dan sungai kuno begitu subur?'

Di dalam keranjangnya ada segerombol udang!

dengan bayi-bayi kecil ini dia bisa membuat bubur udang! hanya membayangkannya saja membuatnya meneteskan air liur, bukan berarti dia tidak pernah makan makanan lezat tapi sekarang dia seorang miskin, bahkan bubur udang adalah sesuatu yang dia akan rela menelannya tanpa keluhan apa pun!

A/n: - protagonis kita tidak memiliki trik apa pun jadi tolong abaikan hal-hal yang tidak realistis yang mungkin muncul di dalam novel. Aku akan mencoba membuatnya se-nyata mungkin tapi pada akhirnya ini adalah novel jadi beberapa hal mungkin sedikit tidak masuk akal. Tolong abaikan mereka karena Su Wan tidak memiliki lahan QQ dan tidak ada air ajaib.

Dan tolong vote!! dukung aku! Penulis san memohon kepada semua pembaca yang manis! membungkuk sembilan puluh derajat! tolong tolong tolong berikan vote sehingga membakar semangatku untuk mengeluarkan lebih banyak bab baru