Arena yang ramai itu jatuh menjadi sunyi tercengang. Pejabat dari kedua negara itu mengalihkan pandangan mereka ke arah Yuri dan Tuss.
Layar besar menampilkan Tuss yang tergeletak di lantai, tampak terkejut dan bingung. Sementara itu, Yuri, penyebab kejadian itu, menatap Tuss dengan marah.
Penonton menatap dengan mulut ternganga. Dia menendang Tuss dan sekarang dia yang terlihat marah?
Lebih mengejutkan lagi, Tuss, yang ditendang, sebenarnya meminta maaf. "Maaf. Aku tidak seharusnya... tanpa ijinmu—"
"Diam. Pergi bertanding," perintah Yuri dengan wajah serius.
Tuss menatapnya dengan ekspresi iba. "Kalau kamu marah, aku jadi terganggu."
"Aku tidak marah," jawab Yuri dengan senyum yang menyembunyikan kemarahannya.
Tuss masih belum terlihat yakin. "Setelah ini, tunggu aku. Kita perlu mengurus pelanggaran peraturan mecha kita."
"Tentu," kata Yuri sambil pikirannya mulai mengembara. "Apakah kita harus membayar banyak denda?"
Tuss menahan tawa. "Mungkin cukup banyak."