Chapter 143 - Duduk bebek.

Royalti telah dihalangi dengan hati-hati sehingga dia tidak bisa mendekati mereka dan dia pun bersabar menunggu di pohon seperti pemburu yang baik. Jika dia datang untuk mereka, dia ada dalam misi yang mustahil.

"Ayo, gerak." Dia berharap shifter itu menggerakkan tubuhnya walau sedikit sehingga dia bisa melumpuhkannya. Permainan menunggu ini sangat melelahkan; tiga puluh menit telah berlalu. Dia bukan lagi seorang prajurit; keseruan berburu tidak lagi seasyik dulu. Dia telah habiskan hari-harinya menunggu di semak-semak dan gelap untuk melumpuhkan musuh, dia akan lebih suka berpelukan di depan perapian menonton film bersama Muyang.

Jam pintar nya bergetar dan dia meliriknya sebentar.

"Di pohon mana kamu bersembunyi?" pesan dari Muyang terbaca.

"Bagaimana dia bisa tahu begitu cepat?" dia bertanya-tanya.

This is the end of Part One, download Chereads app to continue:

DOWNLOAD APP FOR FREEVIEW OTHER BOOKS