Chapter 109 - Dia dicurigai lagi.

"Hmph." Chi Lian mendengus. Motornya itu bukan sembarang motor lho! Itu adalah motor super kecepatan dari dunia teknologi tinggi. Bahkan ia sendiri belum menemukan semua fiturnya. Kenapa dia berlagak seolah-olah ia adalah pria paling cerdas di dunia?

Dengan sangat kecewa, bukan hanya Muyang yang berhasil menghidupkan motor, dia juga bisa mengendarainya.

"Gimana?" Chi Lian bertanya keras karena anginnya kencang dan suaranya yang lembut tidak akan terdengar.

"Kan sudah kubilang, aku ini jenius." Dia mengulangi. "Kita mau ke mana?" tanyanya.

"Hotel Emerald dekat bandara."

"Pegangan yang erat." Dia mengingatkannya.

Bukan hanya berpegangan, dia malah bersandar ke punggungnya dan menutup mata. Angin membawa aroma tubuh yang beraroma jeruk itu ke hidungnya, harum dan menenangkan. Akhirnya dia bisa rileks setelah seharian panjang tapi sebuah suara menyebalkan tiba-tiba menyela.

This is the end of Part One, download Chereads app to continue:

DOWNLOAD APP FOR FREEVIEW OTHER BOOKS