--
--
Api berkobar,
Di tengah puing-puing yang penuh dengan tangisan sedih dan aroma darah yang kuat,
"Mengapa?! Mengapa kau melakukan ini?! Kluni adalah seorang pemeluk yang taat! Apa yang telah ia lakukan salah?!"
Pemuda berambut hijau, mengenakan pakaian compang-camping, jatuh berlutut dalam keputusasaan.
Dengan kekuatannya yang tidak cukup, ia tak berdaya melawan ksatria elit Gereja Asumos. Ia hanya bisa melihat tanpa daya saat kekasihnya meninggal di bawah pedang ksatria berbaju zirah hitam. Ketidakberdayaan, keputusasaan, dan rasa tidak rela terus menerus menyerbu hatinya,
Matanya, yang dipenuhi dengan kemarahan dan niat membunuh yang mengamuk, tertuju pada ksatria Gereja Asumos.
"Dia tidak melakukan kesalahan apa pun! Apa alasanmu membunuhnya?!"
"Alasan? Perlukah aku memiliki alasan? Kalian, sisa setan, harus menerima takdir kalian untuk dibunuh. Aku perlu segera membawa tandukmu kembali sebagai bukti, jadi cepat matilah."