Dengan Mana Cahaya yang mengalir di bilah pedangku, aku mulai dengan cepat mengeksekusi sisa prajurit manusia, sementara Praetor mulai jatuh di bawah hujan mantra Air, Alam, dan Api.
Anput memotong sisa musuhnya sebelum tersenyum ke arahku, baju besinya bersih dari darah dan isi perut.
Aku, di sisi lain, terlihat sangat seperti-
Bagaimanapun, mayat manusia di sekitar kami berceceran di tanah, anggota badan dan kepala bergulingan bebas.
Melirik ke belakang, aku menyaksikan Leone membawa sisa pasukan maju, bergabung dengan Anput dan aku di depan gerbang.
Mengangguk pada Vampir itu, aku berkata kepadanya "Kirimkan sinyal; aku ingin satu skuad lagi bersama kami untuk mengambil alih Gudang Senjata. Jaga-jaga, hanya untuk berjaga-jaga..."
"Baiklah."
Mengangkat tangannya, Leone melilitkan api di sekitar jarinya sebelum menembakkannya ke langit, memaksanya meledak, mengeluarkan suara dentuman yang keras.
