Ketakutan dan kepanikan jelas terlihat di mata para Safiran.
Setelah semua, selama bertahun-tahun, yang dilakukan Safiran hanyalah bekerja di tambang siang dan malam hanya untuk bisa makan.
Bukan hanya menjadi tergantung pada Count Dempsey, tetapi mereka juga kehilangan rasa diri mereka sendiri, dan kepercayaan diri mereka hancur.
Setelah semua, Safiran menjadi tahanan dan seperti budak di negeri mereka yang tercinta sampai-sampai beberapa dari mereka harus melarikan diri dari sana untuk bertahan hidup dan menjalani kehidupan yang lebih baik. Ini adalah pengalaman yang menyakitkan dan merendahkan martabat para Safiran.
Masyarakat Safiro dulunya mandiri, berani, dan bebas.
Tetapi Dempsey telah menargetkan sifat-sifat tersebut seolah mengatakan kepada Safiran bahwa mereka tidak sekuat yang mereka pikirkan. Bahwa mereka tidak memiliki apa-apa tanpa hutan mereka atau perlindungan dewi mereka.