Beberapa bulan kemudian
"Ayo, Dorong! Ayo Lily kamu pasti bisa." Bidan itu mendesak Lily.
Lily berusaha semaksimal mungkin tetapi rasa sakit itu terlalu dahsyat, rasanya seperti seluruh tubuhnya tercabik-cabik dari dalam.
"Lily, kamu bisa melakukannya, aku tahu kamu pasti bisa." tantenya memohon padanya.
Lily mengerang kesakitan saat dia mencoba mendorong bayi itu keluar. Dia kehilangan kekuatan tetapi dia harus berani demi bayi yang tak berdosa itu.
Sepanjang hidupnya, setiap kali Lily membayangkan saat dia akan melahirkan anak pertamanya, dia tidak pernah membayangkan bahwa dia akan sendirian, dibenci oleh pasangannya, diusir dari kelompok dan keluarganya.
Saat ini dia tinggal bersama beberapa kerabat manusianya dan dia harus hidup sebagai salah satu dari mereka serta melatih anaknya sebagai manusia juga.
Dia menggigit giginya saat dia mendorong bayi itu keluar.
Suara tangisan bayi mengisi ruangan itu.
"Ini laki-laki!" bidan itu mengumumkan sambil mengangkat bayi itu.