```
Hari Dua Puluh Empat…
~~*****~~
Abigail mengikuti langkahnya menuju Nathan, menutup jarak di antara mereka. Setelah sampai di tempatnya, dia berlutut dan menepuk bahu Nathan, berusaha membangunkannya.
"Nate, bangun! Bangun."
Abigail dapat mencium bau wiski. Nathan sudah minum beberapa... atau lebih tepatnya dia benar-benar mabuk.
Nathan perlahan membuka matanya tapi dia hanya menatapnya dengan ekspresi kosong.
"Bisakah kamu berdiri?" tanya Abigail sambil mengatupkan bibirnya. Dia benci melihatnya seperti ini. Dia terlihat hancur.
Nathan tidak merespons dan hanya mendorongnya pergi. "Siapa kamu? Tinggalkan aku sendiri... Argh~" Nathan mengerang saat tinjunya yang berdarah menghantam dinding yang dingin.
"Tsk Tsk. Pria yang keras kepala." Abigail mengklik lidahnya sebelum memasang tangannya di sekitar lehernya dan menariknya bangun.
"Mari ke kamarmu. Aku akan merawatmu di sana." Tidak mungkin dia akan merawat lukanya di lingkungan yang sangat kacau ini.