Hari Dua Puluh Empat…
~~*****~~
Abigail ingin Nathan melambat sedikit karena dia tidak bisa mengimbangi kecepatannya. Dia terlalu bergairah saat itu. Tapi sebelum dia mengungkapkan apa yang dipikirkannya, Nathan menutup bibirnya dengan ciuman lapar lainnya.
Dia hanya bisa mendengar rintihan tersedak Abigail saat dia menutup mulutnya dengan bibirnya, tidak membiarkan dia berbicara. Dia begitu kasar seolah-olah dia melepaskan semua stresnya melalui ini.
Dia menyodokkan lidahnya ke dalam mulutnya dan mencubit putingnya dengan kedua tangan, membuat Abigail lupa tentang permintaan yang ingin dia sampaikan– 'Untuk Melambat'.
'Melambat' tidak ada dalam kamus Nathan malam ini. Dia hanya ingin pergi 'Sepenuhnya'.
Nathan benar-benar mengamuk di bibirnya, menggigit dan menghisap mereka secara bergantian. Ciumannya memakan dia sedikit demi sedikit seolah-olah dia akan gila jika dia berhenti melakukan ini.