Hari Dua Puluh Empat...
~~*****~~
Untuk terus berpura-pura, Nathan masih memakai baju yang sama setelah ia mandi. Dia berbaring disamping Abigail tetapi ia memastikan untuk menjaga jarak darinya. Siapa tahu binatang buas yang lapar dalam dirinya akan tiba-tiba terbangun sekali lagi?
Dia memejamkan mata namun pikirannya masih sibuk dengan kejadian hari ini. Mayat Phantomflake dibawa pergi. Dia marah karena dia tidak bisa mengontrol amarahnya.
Dalam saat yang putus asa, siapa sangka Abigail mampu menenangkannya? Cara dia merawat lukanya dan kepedulian yang tulus di matanya telah menyentuh hatinya.
Kemudian tiba-tiba dia melihat dia menangis. Apakah dia menangis karena dirinya? Saat berpikir tentang itu, dia tanpa sadar menciumnya. Yang terjadi di antara mereka bukanlah kesalahan.
Dia melakukannya karena dia ingin melakukannya seolah itu adalah insting dari tubuhnya. Mungkin dia terbawa oleh kepedulian Abigail yang sebenarnya terhadap dirinya.
