Hari Keduabelas…
~~*****~~
Badum! Badum!
Abigail bisa mendengar jantungnya berdetak cepat di dadanya. Dia menunggu bibir mereka bersentuhan. Namun entah mengapa, dia merasa Nathan mengulur waktu.
Tepat saat dia hendak membuka mata, dia mendengar Nathan berbisik di telinganya. "Apakah kamu mengharapkan aku menciummu?" Nathan akhirnya melepaskan tangannya yang terikat di atas kepalanya.
Nathan berusaha keras menahan tawanya, bibirnya membentuk senyum menggoda. "Kamu masih punya jalan panjang, sayang," tambahnya.
Abigail membuka matanya hanya untuk melihat senyum nakal Nathan. Dia memperdayainya! Dia ingin memukulnya dan merusak senyum menjengkelkan itu dari wajah tampannya.
Dia merasa malu tapi Abigail tak ingin mengakui kekalahan. Bagaimana bisa dia membiarkan Nathan bermain dengan perasaannya? Dia harus membalasnya. Jika Nathan yang memulainya, maka dia yang akan mengakhirinya!
