```
Hari Kedelapan...
~~*****~~
Abigail berkedip beberapa kali sambil menatap Nathan dengan bingung. Namun karena Nathan bersikap sangat perhatian, mempersiapkan teh untuknya, Abigail dengan senang hati menerimanya dan meminumnya tanpa pertanyaan.
Mata Nathan berkilau ketika Abigail mulai meminum teh tersebut. Bibirnya bergerak-gerak, berjuang untuk tidak tersenyum. 'Kena kamu!' Nathan bergumam dalam hati.
"Mari kita duduk sebentar. Sopir kita belum ada. Aku minta dia melakukan beberapa urusan untukku," kata Nathan sebagai alasan.
Dia pergi ke mini bar, mengambil gelas anggur dan sebotol sampanye. Setelah membuka botolnya, dia menuang sampanye ke dalam gelasnya, setengah penuh.
"Itu tidak adil!" keluh Abigail saat ia melihat Nathan menyesap sampanyenya. "Kukira kamu tidak akan minum malam ini. Dan aku yang akan minum untukmu. Kenapa kamu hanya memberiku teh?"
"Karena ini panas. Dan kamu membutuhkannya," jawab Nathan dengan santai saat dia bergabung dengannya di sofa panjang.