Hari Kedelapan…
~~*****~~
Mulutnya menutupi bibirnya dengan rakus. Di saat ini, Nathan adalah orang yang memulai ciuman ini. Dia menjebaknya di antara bantalan sofa dan tubuhnya.
Dia memegang tangannya, menekannya ke bawah. Abigail sekarang benar-benar tidak bisa bergerak. Dia memaksa bibirnya terbuka dengan lidahnya yang mendorong. Dia merasakan gelombang kenikmatan yang liar saat dia mulai menghisap lidahnya.
Nathan adalah pria yang pandai berciuman. Kata 'pandai' bahkan rasanya kurang tepat. Dia adalah pria yang hebat berciuman!
Abigail berjuang melawan genggamannya karena dia ingin melingkarkan tangannya di sekitar lehernya, menariknya lebih dekat. Dia tidak menduga bahwa mencium seseorang bisa memberi dia banyak kenikmatan seperti itu.
Ketika Nathan mundur, bibirnya bergeser ke rahangnya, meninggalkan ciuman lembut di sepanjang lehernya. Aroma Abigail memabukkan Nathan, mengaburkan penilaiannya yang benar.
