Hari Keempat Puluh Satu...
~~*****~~
Aiden berlari secepat mungkin untuk menghentikan Ayahnya agar tidak masuk ke kamar tamu di mana Cherry sedang tidur. Aiden menghadang Ayahnya di pintu depan, membentangkan lengannya. "Ayah, Anda tidak boleh masuk ke kamar ini! Mundurlah."
"Siapa kamu berkata-kata begitu pada saya?" Tuan Wu mengerutkan kening pada putranya. Dia memerintahkan untuk anaknya minggir. "Biar saya lewat!" dia menggunakan suara berwibawanya untuk mengintimidasi putranya.
Namun, Aiden tidak bergeser. Dia tetap teguh di tempatnya, tidak membiarkan Ayahnya memegang kenop pintu. Punggungnya menempel di pintu dengan lengannya terbentang lebar.
"Jangan uji kesabaran saya, nak." Tuan Wu menepuk bibirnya, memberikan tatapan tajam. "Saya tidak bisa menerima jika kamu lagi-lagi tidak bertanggung jawab kali ini. Kamu yang membawanya ke rumah ini jadi kamu harus bertanggung jawab padanya."