Hari Dua Puluh Delapan…
~~*****~~
[ Cliste: Kamu bodoh! Dia belum mati! ]
Abigail tidak bisa tidak menyebut Nathan bodoh. Bagaimana dia bisa berpikir bahwa dia sudah mati? Seharusnya dia yang berpikir seperti itu. Nathanlah yang menghilang seperti hantu.
Sementara itu, Nathan merasa lebih kesal ketika membaca pesan terakhir Abigail. Ekspresinya menjadi suram, menggenggam tinjunya. Dia ingin memukul monitor laptopnya.
Siapa ini Cliste? Bagaimana dia berani menggunakan Bintang Bersinar. Dia hanya memicu emosi Nathan, mengingatkannya pada Monica.
"Orang ini hanya mengejek saya sambil mengoceh tidak jelas," gumam Nathan dengan gigi yang terkatup.
Nathan menutup matanya erat-erat dan mengambil napas dalam-dalam untuk menenangkan diri. Dia tidak tahu apakah Cliste ini teman atau musuh. Meski dia marah padanya, dia tidak bisa menyangkal bahwa orang ini yang membantunya menemukan alamat tepat dari Sanatorium Mafia Naga Merah.