Mata Faye terpaku pada Sterling, memohon agar dia berhenti dan melepaskan tangannya. "Tolong, hanya butuh satu saat lagi," ia memohon dengan putus asa. Sterling bisa melihat dari ekspresi intensnya bahwa apapun itu—itu sangat penting baginya.
Setelah Sterling melepaskan tangannya, Faye segera bergegas menuju meja di samping tempat tidur. Dengan cepat ia menarik laci paling atas. Permukaan kayu yang halus bergesekan dengan ujung jari-jarinya dengan suara lembut, seperti bisikan.
Saat ia meraih ke dalam, tangannya menyentuh kain katun dan logam yang dingin. Ia mengambil dan mengeluarkan saputangan putih yang bersih, dengan indah dihiasi bordir lambang naga yang juga terpampang pada bendera Everton dan salib dari berkas-berkas gandum.
Jari-jari Faye menyusuri jahitan yang rumit, merasakan tekstur dari bordiran yang timbul di bawah sentuhannya. Ia teringat dengan jelas berjam-jam yang ia habiskan dengan teliti menciptakan desain itu sementara Sterling pergi ke Easthaven.
