Mata Faye yang sakit itu menatap mata Sterling sejenak. Dia bisa saja memasang raut tanpa ekspresi sepuasnya, tapi matanya tidak pernah berbohong. Mata itu selalu mengungkapkan apa yang dia rasakan.
Dia melihat pandangan Faye berpindah dari tatapannya, seolah-olah dia merasa tidak nyaman dilihat olehnya. Dia melirik ke atas melalui celah pintu gua, menonton kegelapan malam menghilang. Langitnya cerah, dan tampaknya akan menjadi hari yang indah, mengingat semua teror yang dialaminya kemarin malam.
"Apa... yang terjadi?"
Pertanyaan Faye terpotong saat dia kesulitan berkomunikasi dengan Sterling. Topik tentang malam kemarin masih segar dalam pikirannya dan sulit untuk diungkapkan.
Sterling memperhatikannya saat dia semakin menarik diri ke dalam dirinya sendiri dan dia bertanya-tanya apakah ini adalah waktu yang tepat untuk membahas apa yang terjadi, khawatir hal itu akan membuat psikisnya yang rapuh hancur. Dia bingung harus berbuat apa.
