Lena terdiam tanpa kata, mulutnya ternganga, saat kata-kata Sterling yang pedas mengenai tata kramanya menghantamnya bagai batu besar. Suaranya terdengar seperti pisau yang menembus, memotong keramaian benteng. Dia tidak mengantisipasi ledakan ini, dan frustrasinya dengan sikap dingin dan permusuhannya yang baru-baru ini hanya semakin intens.
Jantung Lena berdetak sangat cepat sehingga ia bisa merasakannya berdegup di telinganya. Dia dipenuhi dengan kemarahan dan rasa dendam yang mendadak.
Pikirannya berlari kembali ke saat Sterling membawa wanita itu, Faye, ke Everton. Lena sudah tahu sejak awal bahwa gadis ini akan mengganggu rencananya, dan sekarang, dia perlu menghilangkan hama ini. Dia membutuhkan Sterling untuk fokus padanya dan hanya padanya. Lagi pula, dia seharusnya menjadi mempelai wanita dia.
