Peristiwa dengan Derek itu ternyata lebih mempengaruhi Emily daripada yang ia kira sebelumnya. Ketika ia pertama kali pulang, ia bisa merasakan amarahnya, tetapi yang tidak ia duga adalah berapa lama amarah itu akan bertahan. Ternyata, amarah tersebut adalah jenis yang bertahan lama.
Setiap kali ia pikir itu sudah diatasi. Amarah itu seakan menemukan sesuatu lagi untuk menyulutnya dan kemudian ia kembali lagi. Merasa seperti gunung berapi yang siap meletus kapan saja.
Setelah menghabiskan beberapa menit shadow boxing, ia telah roboh di sofa, berpikir bahwa amarahnya sekarang telah terkendali. Tapi kemudian ia teringat tentang Derek dan cara ia yang begitu yakin ketika memintanya untuk tidur dengannya, dan kemarahannya kembali dengan penuh kekuatan. Ia berakhir di karpet, kakinya terangkat saat ia menendang udara. Berusaha mengeluarkan amarahnya.