Pada Jumat malam, Emily telah tiba di rumah, kedinginan, lelah, dan lebih sedih daripada yang seharusnya ia rasakan.
Ini hanya pekerjaan, begitu dia terus mengatakan pada dirinya sendiri. Namun hal itu sama sekali tidak menghentikan hatinya dari rasa sakit. Dan hal itu tidak menghentikannya dari meringkuk di tempat tidur dan menangis berjam-jam. Ia telah menahan tangisannya dengan bantalnya, menyembunyikan suara dari ibunya. Namun pada pagi harinya, tidak mungkin menyembunyikan matanya yang bengkak.
Satu-satunya penyelamatnya adalah bahwa ibunya telah pergi lebih awal pada hari Sabtu.
