"Mark, sudah kukatakan sebelumnya bahwa aku tidak ingin ada hubungan apapun denganmu, kan? Lalu kenapa kamu terus menekanku seperti ini? Apakah menyiksa aku seperti ini menyenangkan? Kamu tahu aku tidak bisa menolakmu dalam situasi saat ini."
Ketika pintu kedap suara tertutup di belakangnya, Rika langsung menantang kakaknya. Dia bertekad untuk tidak membiarkan Mark mengambil kendali, mengetahui taktiknya dengan sangat baik.
Jika dia mengendalikan situasi, dia tidak akan membiarkan Rika berbicara dan mencari cara untuk mengubah masalah, yang akan menjadi kesalahan Rika.
Seperti yang sudah diperkirakan, Mark terlihat menggertakkan giginya dalam kegelisahan saat dia menatap Rika. Matanya berkilat dengan rasa ingin tahu tetapi juga agresi dan ketegasan.
"Aku ingin meminta maaf padamu! Aku tahu apa yang terjadi di antara kita sampai sekarang adalah sesuatu yang tidak kamu kehendaki. Tapi aku tidak tahan lagi! Jiwaku tidak akan membiarkan nuraniku tenang sampai aku berbaikan denganmu."
