Suzie memandang ayahnya, satu-satunya orang yang mendukungnya selama kekacauan ini. Tetapi ayahnya cepat sekali mengalihkan pandangannya darinya juga.
Walaupun terkejut, tekad Suzie tetap tidak goyah. Dia belum siap untuk menyerah.
'Jika saya tidak bisa pergi ke nenek, saya akan meneleponnya dan meminta dia menjemput saya. Tidak ada yang berani menentang nenek di rumah ini, bahkan tidak ibu. Saya yakin semuanya akan baik-baik saja sebentar lagi.'
Makan malam berlangsung cukup lama, dan Suzie cepat-cepat menyelesaikan piringnya sebelum menuju ke kamarnya.
Dia perlu menjadi orang pertama yang selesai makan agar tidak ada anggota keluarga lain yang mengikutinya.
Tidak ada yang mengikuti Suzie kecuali pembantu, yang telah diperintahkan untuk mengawasi Suzie agar dia tidak melanggar jam malam.
Rasanya seperti Suzie diperlakukan seperti seorang kriminal, terkurung tanpa kehendaknya. Dia yakin bahkan tahanan beneran memiliki kebebasan lebih dari dirinya.
