*Ringgggg*
Selama satu menit, itu adalah satu-satunya suara yang mengisi kehampaan kamar rumah sakit itu.
Tak satu pun dari empat orang tersebut mengatakan apapun saat mereka berdiri diam dalam keheningan dan menunggu orang lain untuk mengambil tindakan pertama.
Akhirnya, Rika tak tahan lagi dengan keheningan itu, dan dia memutuskan untuk menegur Mark.
"Kamu tidak akan mengangkat telepon itu? Pasti Suzie, kan? Aku yakin dia yang sedang meneleponmu sekarang. Kamu harus menemuinya dan menenangkan dia bahwa semuanya baik-baik saja. Bukankah itu yang kamu datang kesini untuk tujuan awalnya? Untuk janji temu dokternya?" Kata-kata Rika berat tergantung di udara.
Rika bertanya dengan suara lelah.
Tubuhnya terasa seperti hancur, dan Rika hanya bertahan karena kemauan kerasnya.
Mark terlihat bimbang. Dia berulang kali membuka mulut untuk memutuskan ketika telepon menjadi senyap dan mulai berdering lagi.
"Aku… Suzie bisa menunggu sebentar. Tapi Rika, aku ingin..."