```
"Suzie, ini bukan hal yang bisa didiskusikan. Mungkin saya sudah berjanji akan mengajakmu pergi ke salon, tapi prioritas saya telah berubah. Jika kamu tidak bisa mengerti ini, saya khawatir saya tidak punya apa-apa lagi untuk dikatakan padamu."
Suzie merasa seperti tanah di bawah kakinya telah terseret pergi.
Mulutnya terbuka dan tertutup dalam kejutan untuk kedua kalinya hari itu. Tapi, kali ini rasanya lebih sakit karena ibunya sangat langsung.
"T-Tapi kamu berjanji padaku! Kamu belum pernah melanggar janji sebelumnya. J-Jadi kenapa kamu melakukannya kali ini? Saya tidak mengerti..."
Suzie mencoba membuat ibunya mengubah pikiran dengan memberikan isyarat selama pembicaraan.
Ia yakin ibunya mengerti apa yang tidak diucapkannya secara terang-terangan.
Namun, meskipun indikasinya jelas untuk membuat ibunya sadar bahwa apa yang dilakukannya salah, Suzie akhirnya malah membuatnya semakin kesal.